Di Indonesia, per-hari ini sudah 450 kasus terkonfirmasi dengan jumlah kematian sebesar 38 orang. Hasil studi teman-teman di jurusan Matematika FMIPA ITB [29] , menunjukkan bahwa profil epidemi di Korea Selatan adalah yang paling mirip dengan Indonesia dibandingkan dengan negara-negara lain. Hasil simulasi berdasarkan kurva Richard, puncak epidemi di Indonesia diproyeksikan akan terjadi pada akhir Maret dan berakhir pada pertengahan April, dengan jumlah kasus lebih dari 8.000. Yang perlu digaris bawahi dari hasil ini adalah, profil hasil diatas diperoleh dengan menggunakan parameter model hasil estimasi dari Korea Selatan. Hasil di atas harus dibaca dengan memahami parameter dan asumsi yang digunakan di paper tersebut.

Korea Selatan menerapkan strategi tes massal [30] dengan jumlah tes mencapai 20 ribu orang per-hari [31] Dengan dilakukannya tes masal, otoritas kesehatan Korsel bisa mendapatkan informasi yang cepat dan melakukan pelacakan secara agresif terhadap orang yang diduga terpapar [32] . Korsel berhasil mengatasi epidemi virus Corona dengan angka kematian hanya 1%, 102 meninggal dari total 8.799 kasus per 21 Maret 2020 [33] .

Pemerintah Indonesia sudah memutuskan menerapkan “social distancing” dan tes masal. Tugas kita adalah bersatu, bersama-sama mensukseskan penerapan kebijakan ini. Para tenaga medis tanpa lelah berjuang di garda terdepan, mempertaruhkan jiwa mereka, menangani para pasien. Hingga kemarin sudah 25 tenaga medis terinfeksi Covid-19 dan satu orang meninggal dunia. Hal paling sederhana yang bisa kita lakukan untuk membantu perjuangan mereka adalah dengan belajar, bekerja dan beribadah di rumah, menghindari kerumunan dan menjaga jarak, menjaga kesehatan dan kebersihan, serta mebiasakan diri mencuci tangan.

Mereka yang tetap berkumpul di tempat publik seperti berkumpul di masjid, di gereja, di wihara, di pura, nongkrong di warung, di cafe, di mal, dsb., sungguh mereka sangatlah egois, mereka tidak peduli dengan keselamatan orang lain. Yang kita perlukan sekarang adalah kebersamaan dan solidaritas. Mari kita maksimalkan ikhtiyar seraya terus menyelipkan doa-doa di antara sholat-sholat dan ibadah kita, dan bertawakkal kepada-Nya. Jika kita disiplin dan kompak, bersatu, bersama-sama mencegah meluasnya penyebaran virus ini, insya Allah kita akan bisa berhasil mengatasi epidemi ini.

Wallahu’alam.
mms.

PS: Terima kasih kepada sahabatku, Sofyana Ali Bindiar, yang sudah memberikan inspirasi ide terhadap judul artikel.