Nasional – Virus Corona yang menyebar ke seluruh dunia telah mengubah pola kehidupan setiap manusia. Akibat pandemi ini, manusia jadi lebih waspada, mereka berdiam di rumah untuk melakukan physical distancing demi tidak tertular atau menularkan virus tersebut.

Riuh pesta, keramaian kota, ruang hiburan, hingga tempat wisata ditiadakan untuk mencegah meluasnya penyebaran virus corona. Beberapa negara bahkan telah menerapkan lockdown untuk memaksa orang-orang berdiam di rumah. Lalu, orang-orang mulai bertanya, kapan kehidupan akan kembali normal? Yang pasti, tidak akan terjadi dalam waktu dekat.

Pekan lalu, Pusat Pengendalian Penyakit (CDC) Amerika Serikat mengubah panduan mereka tentang penggunaan masker wajah. Pada awalnya, CDC tidak merekomendasikan orang-orang untuk memakai masker di tempat umum. Tapi sekarang, baik CDC maupun Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sepakat, setiap orang diwajibkan memakai masker ketika berada di ruang publik sebagai bagian dari upaya mencegah penyebaran virus corona SARS-CoV-2 penyebab penyakit COVID-19.

Baca Juga: 11 Orang di NTB Dinyatakan Sembuh dari Covid-19

Bahkan, para ahli mengatakan, ketika kehidupan sehari-hari kembali normal, kemungkinan besar orang-orang di seluruh dunia akan tetap diwajibkan memakai masker sampai vaksin COVID-19 ditemukan. Hal itu diucapkan oleh Shan Soe-Lin, seorang pakar imunologi di Yale University, New Haven, Connecticut.

“Menurut saya, kita semua perlu memakai masker selama COVID-19 masih menjadi ancaman, dan akan menjadi ancaman selama vaksin belum ditemukan,” ujar Soe-Lin, dalam sebuah wawancara dengan AccuWeather.

“Jika kita punya rencana untuk menjalankan kembali roda perekonomian, itu hanya bisa dilakukan ketika virus benar-benar sudah hilang, atau ketika jumlah kasus sudah semakin berkurang hingga rumah sakit tidak kewalahan menangani pasien. Tapi masker masih akan menjadi hal penting untuk mengurangi penularan sampai vaksin ditemukan,” sambungnya.

Baca Juga: 9 Oknum Polisi Penganiaya Zaenal hanya Divonis 1 Tahun

Soe-Lin mengatakan, anjuran penggunaan masker ini berlaku untuk setiap individu di seluruh dunia. Sebab, masker bisa menjadi solusi untuk menekan penyebaran virus corona. “Masker bisa menjadi salah satu peraturan paling mudah yang bisa kita lakukan. Kita tahu tidak semua orang bisa menjaga jarak sosial, tapi semua orang bisa menutup wajah mereka,” ujarnya.

Saad Omer, direktur Institute Kesehatan Global Yale, juga menuturkan hal yang sama dengan Soe-Lin. Ia mengatakan bahwa dalam situasi pandemi seperti ini, penggunaan masker akan jauh lebih lama sampai vaksin COVID-19 ditemukan. Sebuah proses yang bahkan bisa memakan waktu lebih dari 1 tahun.

“Bahkan ketika vaksin sudah tersedia, langkah-langkah itu akan bertahan lama hingga vaksin didistribusikan ke setiap negara,” kata Omer, yang juga merupakan profesor di Yale School of Medicine dan mengajar tentang penyakit menular. Sebelumnya, pada awal Maret lalu, Soe-Lin telah menerbitkan sebuah artikel di Boston Globe, ihwal seruan agar orang-orang mulai menggunakan masker atau kain penutup wajah.

Baca Juga: Gratiskan Listrik Saat Wabah Corona, Utang PLN Membengkak

Soe-Lin mengatakan, ketika masker N95 dan masker bedah tetap diprioritaskan untuk staf medis, masyarakat biasa bisa menggunakan masker kain sebagai alternatif untuk mencegah penyebaran virus corona.

Soe-Lin lantas mengingatkan agar penggunaan masker kain benar-benar diperhatikan dengan cara sebagai berikut: Masker hanya bisa dipakai satu kali dengan tidak menyentuh bagian luar. Setelah digunakan, masker harus segera dicuci menggunakan cairan pembasmi kuman untuk mencegah terjadinya kontaminasi. (Red/Letter A)