Nasional – Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan angkat bicara soal situasi terkini harga minyak dunia. Dia menyebutkan bahwa komoditi tersebut mengalami tekanan hingga anjlok ke level US$ 30-an per barel.
“Memang jadi masalah, tapi kan semua negara mengalami ini bukan kita saja,” ujar Luhut melalui siaran langsung resmi Kementerian Maritim dan Investasi, Senin, 16 Maret 2020.
Baca Juga: Puluhan Ribu Napi Dibebaskan Karena Asimilasi, Setelah Keluar Malah Berulah lagi
Meski begitu, menurut Luhut, penurunan harga minyak dunia belum bisa menjadi alasan untuk melakukan penurunan harga BBM di dalam negeri. Sebab, jika perang minyak antara Arab Saudi dan Rusia mereda, ia yakin harga minyak dunia akan kembali merangkak naik.
“Apakah ada penurunan harga BBM? Terlalu awal untuk kita memprediksi karena kita belum tahu. Kalau nanti Saudi dan Rusia damai, (harga minyak) naik lagi ke atas. Nanti terlalu cepat kita antisipasi itu,” ucap Luhut.
Harga minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman April, turun US$ 3,03 atau 9,6 persen menjadi menetap pada US$ 28,7 per barel di New York Mercantile Exchange.
Baca Juga: Jebol, Kabupaten Bima Jadi Zona Merah Ditembus 10 Positif Corona dari Klaster Gowa
Sementara itu, minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman Mei jatuh US$ 3,8 atau 11,2 persen menjadi ditutup pada US$ 30,05 per barel di London ICE Futures Exchange.
Penyebab anjloknya harga minyak dunia tak lain dikarenakan penyebaran virus Corona (Covid-19) dan penetapannya sebagai pandemi global oleh World Health Organization. Belum lagi perang harga antara Arab Saudi dan Rusia yang menyebabkan harga minyak anjlok hingga 27 persen dalam sepekan lalu. (Red/Letter A)