Mataram – Dibukanya kembali Lombok Epicentrum Mall (LEM) pada 22 April lalu mendapat kritikan dari masyarakat di Nusa Tenggara Barat, khususnya melalui media sosial facebook.

Banyak facebooker menyatakan kekecewaannya kepada pemerintah yang mengizinkan LEM kembali beroperasi meski wabah corona semakin tinggi.

“Mohon pemerintah daerah yang bijak, trend peyebaaran covid-19 di daerah kita masih tinggi, mall juga salah satu pemicu kerumunan orang, Sementara tempat ibadah ditutup dengan surat edaran. Hal itu akan memicu kesenjangan dan ketidakadilan masyarakat,”ungkap facebooker Mas Jito

Senada dengan Mas Jito, Facebooker lain dengan nama akun Sai Dhina juga mengungkapkan kegelisahannya terkait dibukanya kembali LEM.

“Lebih baik mencegah daripada mengobati, tapi ini malah sengaja ingin menambah daftar korban baru, percuma pakai masker tapi tangan bersentuhan dengan orang lain, yang mau cari penyakit silahkan datang, tapi yang nggak mau berarti dia menghargai yang namanya kesehatan,” tulisnya.

Menyikapi ramainya keluhan masyarakat terkait dibukanya kembali LEM, Walikota Mataram kembali berencana menutup LEM dalam waktu dekat sesuai dengan hasil rapat bersama tim gugus tugas percepatan penanganan Covid-19 Kota Mataram.

Walikota Mataram H Ahyar Abduh mengatakan, pihaknya kembali akan menutup LEM untuk mengantisipasi sebaran wabah Covid-19 lebih luas khususnya di Kota Mataram.

Meski Begitu, menurut H Ahyar Abduh, penutupan kali ini tak diberlakukan untuk semua tenant.

Untuk tenant yang ditutup tegas Ahyar, diberlakukan bagi yang tidak berdampak terhadap pertumbuhan ekonomi warga seperti hypermart karena menyediakan kebutuhan makanan masyarakat di saat bulan Ramadhan seperti sekarang ini.

“Kita akan tutup sementara. Bahkan bukan hanya LEM. Masjid dan tempat ibadah lainnya juga kita akan tutup,” ujar Walikota dua periode ini dikutip dari kicknews.today (25/4/2020)p-

Ahyar menyebut, Banyaknya warga dari luar Kota Mataram yang berkunjung ke LEM akan memicu semakin luasnya penyebaran wabah Covid-19. (red/LM)