Mataram – Angka positif Corona di Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) terus mengalami kenaikan. Data terbaru yang disampaikan oleh Sekrtaris Daerah (Sekda) NTB melalui press release Selasa Malam (5/5/2020) terdapat penambahan kasus positif corona sebanyak 14 orang dan penambahan pasien yang dinyatakan sembuh sebanyak 8 orang.
Hingga hari ini (6/5/2020), total keseluruhan kasus positif corona di NTB melambung ke angka 289 Kasus dengan perincian 55 orang sudah dinyatakan sembuh, 5 (lima) orang meninggal dunia, serta 229 orang lainnya masih positif dan dalam keadaan baik.
Berdasarkan pantauan Redaksi Lensamandalika.com, warga terlebih dalam situasi bulan suci Ramadhan masih melakukan aktifitas sebagaimana biasanya. Muda-mudi masih ramai ngabuburit di jalan raya menjelang waktu berbuka, pedagang takjil dadakan kian banyak menghiasi pinggir jalan di setiap Kabupaten/Kota, bahkan aktifitas tarawih dan shalat Jum’at yang sementara waktu pemerintah melarang pelaksanaannya masih tetap berlangsung di banyak masjid se-NTB.
Meski begitu, Gubernur NTB DR. H. Zulkieflimansyah tampak belum memilih Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) sebagai salah satu opsi strategi tambahan untuk melawan penyebaran virus Corona di NTB sebagaimana Strategi tersebut telah diambil oleh beberapa daerah di Indonesia.
Penerapan PSBB yang mengacu pada Peraturan Mentri Kesehatan (Permenkes) Nomor 9/2020 tentang pedoman PSBB dalam rangka percepatan penanganan Covid-19 telah coba ditawarkan agar diterapkan di Kota Mataram dan Kabupaten Lombok Barat sebagai dua daerah penyumbang kasus positif corona tertinggi di NTB.
“Kami tawarkan kepada Kota Mataram dan Kabupaten Lombok Barat untuk menerapkan PSBB. Kalau memang kita sepakati, mari kita terapkan,” ujar Gubernur NTB pada saat menggelar rapat terbatas di ruang rapat utama kantor gubernur NTB, Minggu (3/5).
Kasus positif Corona yang terus meningkat khususnya di Kota Mataram, tidak lantas membuat Walikota Mataram H Ahyar Abduh langsung menerima tawaran dari Gubernur NTB terkait pelaksanaan PSBB.
Walikota Mataram lebih mengedepankan pembatasan dan pengontrolan masyarakat di setiap lingkungan dengan pemenuhan segala kebutuhan pencegahan Covid-19 seperti penambahan tempat cuci tangan, thermo gun scanner, cairan disinfektan, serta kebutuhan lainnya.
Menurutnya, sehebat apapun Tim Gugus Tugas Covid-19 di Kota Mataram tidak akan bisa maksimal melakukan pencegahan penyebaran corona kalau tidak dibarengi dengan dukungan yang partisipatif dari masyarakat di setiap lingkungan.
Sementara itu, Kabag Humas dan Protokol Kabupaten Lombok Barat Saiful Ahkam mengatakan penerapan PSBB terkendala anggaran yang terbatas. Menurutnya jika ada alokasi anggaran dari Pemprov NTB khusus untuk penerapan PSBB, baru tawaran Gubernur bisa di eksekusi.
“Dari hasil refocusing dan realokasi anggaran, kita hanya mampu untuk Jaring Pengaman Sosial (JPS) Covid-19, selebihnya membutuhkan anggaran yang luar biasa besar untuk PSBB,” jelasnya dikutip dari kompas.com.
Berkaitan dengan hal tersebut, Wakil Sekretaris Dewan Pembina Partai Golkar asal Lombok Timur yakni Lalu Mara Satriawangsa mengatakan melalui status facebooknya bahwa Negara Swedia tidak menerapkan Lockdown dan PSBB, namun menerapkan Herd Immunity, Kekebalan kawanan.
“Adu kuat antara antibodi melawan virus corona, yang kalah meninggal dan yang menang hidup. aktifitas berjalan seperti biasa, tetap dengan protokol kesehatan seperti physical distancing dan menggunakan masker. Mungkin Swedia tidak mau kehilangan waktu untuk menikmati sinar matahari,” tulis Lalu Mara melalui status facebooknya.
Status facebook tersebut mendapat beberapa komentar salah satunya dari akun Rijrizal Lombok yang mengatakan bahwa masih banyak masyarakat di Lombok yang ‘ngeyel’ dengan anjuran pemerintah terkait imbauan pencegahan penyebaran covid-19.
Membalas komentar tersebut, Lalu Mara mengatakan bahwa Herd Immunity cocok diberlakukan di Lombok mengingat sudah banyak imbauan pemerintah namun tidak dipatuhi.
“Kan sudah dikasih tau ngga bisa, ya sudah diadok saja: Pengkung vs Virus Corona. yang kuat menang, dan yang kalah memang waktunya meninggal,” tulisnya membalas komentar lain dari akun Rangga Lesmana.
Sahabat Lensamandalika pilih mana: Lockdown, PSBB, atau Herd Immunity ? (red/_dwr)