Semua kita, tidak terkecuali, menunggu pandemi COVID-19 ini berakhir terutama bagi mereka yang bekerja di sektor informal yang tentu usaha dan pemasukannya terhenti sama sekali karena pandemi ini. Masyarakat dan pemerintah berharap virus corona segera “menghilang” dan kita semua bisa kembali beraktivitas dengan normal. Namun, bagaimana faktanya? apakah virus corona bisa segera hilang dalam waktu dekat?

COVID-19 sama dengan penyakit menular lainnya, dia tidak akan bisa hilang kecuali kita mampu meng-eradikasi virus corona. Apa itu eradikasi? eradikasi adalah pemusnahan virus di muka bumi, tidak mendapati virus corona dimanapun, termasuk di laboratorium, di alam, di manusia, di binatang, di negara lain dan di tempat-tempat lain.

Untuk meng-eradikasi atau menghilangkan atau memusnahkan suatu penyakit, hanya ada satu cara yaitu menemukan vaksin yang sangat efektif untuk membuat semua orang di muka bumi kebal dengan virus yang menyebabkan penyakit tersebut. Contoh penyakit yang berhasil di eradikasi adalah cacar (smallpox) itu pun dihilangkan dalam waktu bertahun – tahun. Dan masih banyak penyakit menular lainnya yang belum bisa dieradikasi seperti TBC dkk.

Ahli virus dari Belgia juga mengatakan bahwa meskipun kita bisa mengatasi dan mengurangi kasus COVID-19, namun untuk menghilangkan sama sekali mungkin tidak akan bisa mengingat juga belum ada vaksin untuk virus corona.

Menurut beberapa ahli, vaksin akan ditemukan paling cepat 12 sampai 18 bulan. Dan meskipun ditemukan dalam kurun waktu tersebut, pendistribusian dan penduplikasian ke seluruh dunia juga akan memakan waktu dan butuh kerjasama yang kuat antar negara. Selain masalah vaksin, Badan Kesehatan Dunia juga mengatakan bahwa untuk saat ini belum ada obat yang spesifik untuk menyembuhkan pasien COVID-19.

Untuk itu, penelitian dan percobaan klinik terus dilakukan. Dan diprediksi virus corona akan kembali muncul dan banyak menginfeksi manusia di musim-musim tertentu (masih dalam penelitian). Saat ini, tenaga kesehatan menyembuhkan pasien COVID-19 dengan cara mengurangi dampak gejala dan memberikan perawatan intensif.

Tidak bisa menghilangkan (meng-eradikasi), tapi bisa meng-eliminasi.

Meskipun akan sulit dieradikasi, COVID-19 bisa dieliminasi yang artinya membuat kasus COVID-19 menjadi 0 di suatu daerah atau negara. Contoh negara yang berhasil mengeliminasi kasus COVID-19 adalah Australia dan New Zealand. Tapi tidak menutup kemungkinan akan ada kasus baru yang datang dari negara lain ke New Zealand, untuk itu New Zealand tetap akan mengkarantina orang yang datang dari luar negara salama 14 hari sebagai upaya pencegahan.

Eliminasi ini dapat dilakukan dengan beberapa cara seperti :

1). menyembuhkan semua pasien yang positif agar tidak menginfeksi yang lain, termasuk juga mengisolasi ODP dan PDP,

2). menemukan kasus secara aktif di lapangan (di masyarakat) agar tidak terjadi penularan,

3). menskrining secara ketat orang – orang yang baru datang di bandara atau pelabuhan,

4). memberlakukan karantina selama 14 hari di tempat khusus bagi yang baru datang, dan

5). tetap menghimbau masyarakat untuk tetap waspada dan mempraktekkan upaya-upaya pencegahan.

Meskipun tidak sesederhana di atas, tapi upaya – upaya tersebut bisa dilakukan pemerintah untuk mengeliminasi COVID-19 di suatu daerah.

Jika COVID-19 tidak segera hilang, lalu bagaimana dengan masyarakat? apa yang harus dilakukan?

Pernyataan Bapak Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo, mengenai berdamai dengan virus corona, menurut saya pribadi, ada benarnya. Melihat fakta yang ada bahwa virus corona akan membutuhkan waktu yang lama untuk dimusnahkan, sedangkan kehidupan tidak bisa selamanya terhenti tanpa ada kepastian kapan semua ini akan berakhir.

Maka dari itu, sembari pemerintah melakukan upaya eliminasi dan menunggu vaksin ditemukan, masyarakat yang harus bekerja di luar rumah atau beraktivitas di luar rumah dapat berdamai dengan virus corona. Berdamai atau menjalani kehidupan The New Normal artinya menyadari keberadaan virus corona di kehidupan kita saat ini, kemudian memahami bagaimana proses penularan virus corona ke manusia, lalu mempraktekkan cara-cara pencegahan yang telah dianjurkan seperti: menjaga jarak, rajin mencuci tangan, tidak berkumpul, menghindari keramaian, menggunakan masker dan menggunakan pelindung mata ketika sedang bekerja beraktivitas/bekerja di luar rumah.

* penulis adalah lulusan S2 dari Monash University Australia jurusan Magister Kesehatan Masyarakat.