Lensamandalika.com – Kabar duka datang dari keluarga besar Pelita Harapan-Lombok. Abdullah Mahsyar atau juga dikenal dengan Al Mahsyar yang merupakan pendiri dari orkes musik tersebut meninggal dunia hari ini, Ahad (20/9) sekitar pukul 17.00 WITa.

Berita duka tersebut diketahui dari postingan facebook salah satu putra Almarhum dengan akun bernama Didik Hariadi Mahsyar.

“Innalillahi wa innailaihi rojiun, telah meninggal dunia ayahanda kami bpk. Abdullah Mahsyar pada hari ahad tgl 20/09/2020, akan dimakamkan pada hari senin 21/09/20 ba’da zuhur di pemakaman umum selagalas,” tulis didik sapaan akrabnya melalui laman facebook pribadinya.

Sekilas tentang Almarhum, ia merupakan Musisi, Pendiri Orkes Musik Pelita Harapan, juga sekaligus Pendiri Sekolah Tunanetra Pertama di Provinsi Nusa Tenggara Barat.

Orang Sasak pasti tidak asing mendengar nama Al-Mahsyar. Karya musik lokalnya telah menjadi monumen musik Sasak. Lagu Dangdut Sasak, Cilokaq, Cironcong (cilokak keroncong) Cibane (cilokal rebane) lahir dari tangan dinginnya.

Muhammad Shafwan melalui akunn facebooknya menuliskan bahwa mungkin sudah ribuan kaset lagu milik Alm. Al Mahsyar telah terjual, baik yang bajakan maupun asli.

“Karya musiknya menjadi pengobat kangen diaspora Sasak di seluruh dunia,” tulisnya.

Al Mahsyar lahir di Lepak, Sakra Timur pada tahun 1953. Beliau merupakan putra ketiga dari empat bersaudara. Pada usia tiga tahun, Al Mahsyar kecil tertular cacar dari ibunya hingga menyebabkan dirinya tunanetra dan ibunya meninggal dunia.

Al Mahsyar mulai memainkan alat musik dari umur lima tahun dan pada waktu itu tampil di salah satu desa di Lombok Tengah yang dihadiri Gubernur. Al Mahsyar kemudian dikirim pemerintah untuk sekolah ke Denpasar karena pada waktu itu di NTB belum ada sekolah untuk tuna netra.

Sepulang dari sana, Al Mahsyar langsung mendirikan sekolah tuna netra pertama di NTB dan merekrut siswa-siswanya untuk bergabung di Orkes Musik Pelita Harapan. (red/LM)