Lensamandalika.com – Lembaga Barisan Muda Wirausaha Indonesia melalui Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) menggelar diskusi online pada Selasa malam (27/10) dengan menghadirkan Wakil Gubernur NTB Ibu Dr.Hj. Sitti Rohmi Djalillah sebagai Keynote Speaker bersama 14 Pakar lainnya sebagai Narasumber, diantaranya Tenaga Ahli Wakil Presiden RI dan Mendagri RI, Pakar Ekonomi, Pakar Kesehatan, Pakar Pendidikan dan Duta Pariwisata Indonesia.
Acara yang dikuti ratusan peserta tersebut berlangsung selama 5 jam dimulai pukul 19.00 – 24.00 Wita dalam rangka menyambut hari sumpah pemuda. Adapun tema yang digaungkan adalah “Peran Pemuda Milenial Dalam Menghadapi Resesi Ekonomi Nasional”.
Dalam diskusi tersebut seluruh narasumber mengarahkan pembicarannya pada persoalan bagaimana pemuda milenial berperan aktif membangun SDM berbasis Enterpreneur, membuka peluang usaha, menciptakan lapangan kerja, bersinergi dengan pemerintah menjadi mitra pembangunan.
Praktisnya, bersinergi membangun ekonomi kerakyatan adalah pilihan solutif dalam menjawab ketidakpasian pertumbuhan ekonomi nasional dan daerah akibat pandemik covid 19, demikian juga tantangan bonus demografi yg dihadapi Indonesia. Dalam hal ini pengangguran dan kemiskinan adalah persoalan serius yg akan mempengaruhi kondisi perekonomi nasional dan daerah.
Ketua LBM WI NTB Agus Fahrin, S.Hum dalam sambutannya menyampaikan persoalan ini menjadi tantangan dan tanggungjawab semua pihak dalam menghadapinya.
Wakil Gubernur NTB selaku Keynote Speaker dalam sambutannya mengajak pemuda milenial untuk bangkit berperan aktif sebagai mitra pembangunan daerah dan negara. Menurutnya, dalam menghadapi kondisi resesi ekonomi akibat covid 19, pemuda Milenial harus bergerak dalam semua bidang.
“kesiapan SDM, implementasi program yg berbasis ekonomi kerakyatan dan Langkah-langkah kreatif pemuda milenial menjadi penting diperhatikan dan diakomudir untuk membantu pemerintah dalam mendorong percepatan pertumbuhan ekonomi nasional maupun daerah melalui kebijakan pemerintah yang memberi penguatan ekonomi melalui kegiatan pelatihan bagi para UMKM,” jelasnya.
Pada webinar tersebut, Dr. Kaharuddin yang merupakan Tim Ahli Wakil Presiden RI berpandangan bahwa pemuda milenial harus berbicara sesuai dengan data, dapat mengembangkan inovasi dan keahliannya sehingga menjadi bermanfaat dalam berkarya, bergerak menjadi solusi percepatan pertumbuhan ekonomi nasional dengan langkah membangun sinergisitas, memanfaatkan peluang kerja dan berdaya saing.
“Kuncinya sumber daya manusia unggul dan memiliki komitmen kebangsaan, memberi kesejukan kepada masyarakat dan dapat bekerjasama dengan pemerintah dalam mewujudkan Indonesia maju dan sejahtera”, jelasnya.
Sementara itu, Dosen Pasca Sarjana Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Mataram (FEB UNRAM) Dr. Iwan Harsono memaparkan bahwa Indonesia sudah masuk dalam kondisi RESESI EKONOMI
Ia menekankan agar Pemuda milenial bisa berinovasi untuk meningkatkan pendapatan melalui Bisnis UMKM dengan memanfaatkan media sosial yang berhubungan langsung dengan konsumen melalui online shop atau marketplace, bisa bekerja sama dengan mitra logistik UKM pihak ketiga sebagai lengan distribusi untuk mendekatkan produk ke konsumen.
Dunia pariwisata merupakan sektor penting yang bisa berpotensi membuka akses lapangan kerja terhadap pemuda milenial, umumnya kepada angkatan kerja dan pengangguran yang belum terserap lapangan kerja.
Pakar Strategi Kreatif Pariwisata Indonesia, Taufan Rahmadi menjelaskan bahwa proses pemuda dalam berkarya harus melalui tahapan yang ia disebut “3i” yaitu Idea, Implementation, dan Impact.
“Para milenial harus memastikan bahwa ide tidak berhenti hanya ditulisan atau dalam imajinasi semata, ide harus dikemas dalam bingkai kreatifitas yg mumpuni. Yang kedua Implementasi yakni ide yang sudah bagus harus diimplentasikan dan secara konsisten diperjuangkan. Yang ketiga Impact, disaat ide sudah diimplementasikan, pastikan memberikan manfaat secara luas di tengah masyarakat”, Jelas penulis Buku Protokol Destinasi itu.
Tidak ketinggalan, Mori Hanafi selaku Wakil Ketua DPRD NTB menjelaskan pandangannya melalui Screen PDF bahwa resesi merupakan periode penurunan ekonomi sementara dimana perdagangan dan aktivitas industri berkurang umumnya ditandai dengan penurunan Pendapatan Domestik Bruto (PDB).
Menurutnya, Fakor penyebab resesi adalah produksi dan konsumsi yang tidak seimbang, pertumbuhan ekonomi lambat, inflasi dan deflasi tinggi, pengangguran tinggi, kepercayaan investor hilang. Dalam hal ini, pemuda milenial harus tampil dengan penuh energik, kreatif dan enovatif, juga berjiwa wirausaha dalam mendukung pembangunan ekonomi kerakyatan, suatu pola pembangunan utk menyelaraskan distribusi pendapatan dengan mendorong masyarakat menuju kesejahteraan.
“Dalam hal ini pemuda dan masyarakat umumnya harus bangga menggunakan produk-produk lokal agar mampu bersaing, menunjang pertumbuhan ekonomi kerakyatan sehingga UMKM akan berkembang dan selanjutnya mampu membantu peningkatan ekonomi rakyat dan negara,” terang politikus Partai Gerindra itu.
Narasumber lainnya, Iskandar Hamdiyah, MA selaku Ketua Pemuda Muhammadiyah menyatakan bahwa keberadaan pemuda milenial harus jelas di mata pemerintah agar bisa diperhitungkan sehingga pemberdayaan pemuda tidak hanya berhenti sebatas teori pembangunan, tapi harus diakomudir dengan memperjelas apa dan bagaimana peran pemuda, berapa persen tingkat pemberdayaan pemerintah terhadap pemuda melalui kebijakan anggaran dan program.
“Pemerintah tidak mesti memperhatikan pemuda dengan memberikan uang tunai, tapi harus memberdayakannya dengan membangun mitra kerjasama dan memberikan program real yg bisa dikembangkan oleh pemuda milenial sehingga bisa mandiri dan berkarya” papar Ketua DPD Pemuda Muhammadiyah Mataram ini dengan nada progresif.
Bertitik tolak dari tema diskusi, Abdul Rauf yang juga merupakan Anggota DPRD NTB fokus berbicara pada pembangunan UMKM. Menurutnya UMKM perlu dikembangkan karena berpotensi menghilangkan pengangguran sehingga pada akhirnya UMKM yg berkembang juga akan berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi sekaligus peningkatan kesejahteraan masyarakat, terutama di NTB.
Selanjutnya Anggota DPRD NTB Fraksi Demokrat itu juga menjelaskan bahwa kendala yang dihadapi dalam pengembangan UMKM adalah berhubungan dengan kapasitas SDM dari para pelaku usaha UMKM.
“Para pelaku UMKM seringkali bermasalah dalam membuat inovasi produk dan pemanfaatan tekhnologi informasi utk memperluas jangkauan pemasaran terkait berbagai produk yg dihasilkan. Kelemahan yang paling mendasar adalah soal pola pikir, sistem tata kelola bisnis, dan etos kewirausahaan seperti kerja keras, suka tantangan, berani mengambil resiko,” paparnya.
Pada saat yg sama Dosen Ekonomi Unram Bapak Dr. Abdul Azis Bagis menjelaskan pula bahwa entrepreneur atau wirausahawan adalah orang yang memiliki karakter yang mencerminkan sikap dan perilaku kreatif, inovatif dan keberanian mengambil resiko secara terukur, Kreatif, siap dan mampu membuat ide yang baru dan langsung mengembangkan ide tersebut menjadi karya yang bermanfaat, sekaligus dihargai oleh masyarakat (konsumen).
“Pemuda milenial harus berani mengambil resiko secara terukur dan bertanggung jawab, bukan hanya sekedar adu spekulasi,” tegasnya.
Narasumber lain Dr. Syamsuriansyah yang merupakan direktur Politeknik Medica Farma menyatakan bahwa untuk layak disebut milenial, paling tidak kaum milenial harus memiliki 3 hal penting yakni Menjadi Agent of change, Menjadi Inovator, dan Menjadi Promotor.
Narasumber lainnya yakni Dr. Hermawan Saputra Pakar Kesehatan Masyarakat menyebutkan bahwa dengan Kondisi Pandemik Covid-19 kaum milenial paling tidak harus mempersiapkan bisnis dan inovasi kekiniaan dengan menguasai Ilmu komunikasi dan teknologi agar dapat menyesuaikan diri dengan permintaan di era revolusi Industri.
Terakhir, narasumber muda Al Farisi Thalib yang merupakan staf ahli Kemendagri menjelaskan bahwa Pemuda memiliki dua fungsi, yaitu Fungsi filosofis dan praktis.
Menurut Al Farisi, fungsi filosofis pemuda adalah sebagai jembatan yang menghubungkan sejarah dan masa depan. Sebagai jembatan pemuda harus kuat, tahan dari segala medan dan beban, struktur bangunannya haruslah tepat dan seimbang. Pemuda harus punya kecakapan menghitung peluang, mengatur keseimbangan, mengimajinasi masa depan, dan menarasikan sejarah.
Pada fungsi praktis, Al farisi mengungkapkan bahwa pemuda harus menjadi bisa pelita, memberi solusi pada setiap soal sosial, memberi optimisme pada keadaan bangsa, memberi kepastian pada karaguan penguasa, dan meluruskan jalannya pemerintahan.
“Pada fungsi praktis, dalam menghadapi pandemi covid-19 mengharuskan pemuda untuk terus bergerak, berkarya, berkreasi, berinovasi, mengikuti perkembangan teknologi dan memberi manfaat kepada masyarakat dengan cara masing-masing. Dengan bersinergi dan berkolaborasi pemuda dapat menjadi kekuatan besar untuk menciptakan perubahan besar. Walaupun dalam kondisi rebahan tetap bisa membuat perubahan, papar Direktur Eksekutif Indonesia Political Studies ini dalam closing statemennya.
Acara Webinar LBM WI NTB ini ditutup oleh Ketua Umum DPP LBM WI Syamsul Hidayah, M.Kes dengan menyampaikan bahwa LBM WI siap menjadi mitra kebangkitan ekonomi kerakyatan ditengah kondisi resesi ekonomi nasional. (red/Lm)