Lensamandalika.com – Pengadaan kendaraan operasional Kepala Dusun (Kadus), jenis roda dua dengan tipe NMax yang masuk dalam program Pasangan Calon (Paslon) nomor urut 4 (empat) Pathul-Nursiah sepertinya tidak masuk akal dan sulit terealisasi.
Hal tersebut dikatakan langsung oleh anggota DPRD Lombok Tengah Daerah pemilihan (dapil) Praya Barat-Praya Barat Daya, HM. Bintang Kepada Lensamandalika di kantornya, Rabu (26/11).
“Kita buat program atau visi misi yang masuk akal saja, jangan kita terlalu berandai-andai, seperti program pengadaan kendaraan roda dua jenis NMax untuk Kadus. Itu kan sangat tidak masuk akal dan juga sulit terealisasi,” katanya.
Kenapa demikian lanjut anggota dewan dua periode itu, pertama adalah mengenai anggaran pengadaan tahun 2021 yang tidak pernah dibahas. Selain itu, pemerintah pusat juga telah melakukan pemotongan dana transfer senilai Rp 125 miliar atau 10 persen dari total dana transfer.
Terhadap pemotongan tersebut, tentu menurutnya sangat berpengaruh besar terhadap keberlangsungan program, lebihnya lagi jumlah Kadus di Loteng lebih dari 1800 Kadus.
Jika nilai NMax per unit Rp 32 juta, maka jumlah anggaran untuk pengadaan NMax 1800 kadus, Pemda Loteng membutuhkan dana Rp 57,6 miliar.
“Perasaan saya jumlah Kadus lebih dari 1800, yang 1800 Kadus satu NMax saja berat, apalagi lebih dari 1800. Ini sangat Ndak masuk akal dan sulit terealisasi,” bebernya lagi.
Ditambahkannya, jika hal tersebut bisa terealisasi, tentunya akan melahirkan kecemburuan. Artinya ketika pelayan masyarakat paling bawah seperti Kadus diberikan fasilitas memadai, lalu bagaimana dengan pelayan masyarakat diatas kadus, sebut saja seperti Kepala Desa (Kades), tentunya akan meminta lebih dari pasilitas Kadus dan seterusnya sehingga nantinya akan sangat membebankan daerah.
“Masih banyak yang lebih urgent yang harus kita selesaikan di Loteng, kenapa tidak itu saja di selesaikan lebih dulu,” pintanya.
Banyak hal yang lebih bermanfaat yang harusnya bisa diselesaikan lanjutnya, seperti pembangunan, perbaikan dan pemeliharaan jalan yang sudah ada.
“Yang lebih bermanfaat saja kita buat, biar masyarakat banyak bisa menikmatinya,” ungkapnya.
Selain hal diatas, H Bintang juga menyoroti program irigasi sebagai penunjang pertanian juga tidak kalah pentingnya untuk di dahului. Dirinya berharap, program yang ditawarkan tidak muluk-muluk, tapi kedepankan kemaslahatan untuk masyarakat, bukan individu. (red/LM)