Lensatekno – Wahana robotika buatan China, Chang’e 5, telah sukses mendarat di Bulan. Misi ini pun bersiap menggali sampel bebatuan dan tanah permukaan Bulan untuk dibawa ke Bumi dan diteliti. Bagaimana caranya?

Pesawat ruang angkasa Chang’e-5 “mendarat di sisi dekat bulan pada Selasa malam,” demikian laporan yang diumumkan oleh kantor berita Xinhua, mengutip Badan Luar Angkasa Nasional China.

Pesawat antariksa Chang’e 5 tersebut beratnya tembus 8,2 ton dan dilesatkan oleh roket Long March 5 dari Wenchang, selatan China pada 24 November waktu setempat. Sesampainya di orbit Bulan, pesawat ini terpisah menjadi dua.

Seperti dikutip dari detikINET, separuh bagian tetap berada di orbit, sementara perangkat lander mulai melakukan pendaratan di Bulan. Sesampainya di Bulan, lengan robotika di lander itu diprogram untuk menggali sampai kedalaman 1,8 meter.

Bobot batu dan tanah Bulan akan diambil sebanyak 2 kilogram. Adapun lokasi penggalian adalah di tanah vulkanis bernama Mons Rumker. Dibanding bebatuan yang dulu diambil Amerika Serikat dan Rusia, batu di area ini usianya lebih muda, antara 1,2 sampai 1,3 miliar tahun, sehingga akan memberikan data berbeda.

Sejauh ini, ilmuwan hanya bisa mempelajari batu Bulan dari area yang setidaknya berumur 3 miliar tahun. Karena batu yang akan diambil China jauh lebih muda, para ilmuwan bisa lebih lanjut mempelajari tentang asal-usul, formasi, dan aktivitas vulkanik Bulan di permukaannya.

Lengan robotika di lander itu kemudian akan meletakkan bebatuan dan tanah Bulan di modul yang ada di posisi paling atas. Saat sampel sudah dipastikan aman, maka modul itu bakal melesat menuju orbit Bulan dan bergabung dengan wahana yang sudah menunggu, kemudian kembali ke Bumi.

Jika semua prosesnya dapat berjalan dengan lancar, wahana itu akan kembali ke Bumi dengan bebatuan Bulan pada pertengahan Desember, dibantu oleh parasut. Tempat pendaratannya di area Mongolia.

“Chang’e 5 merupakan misi yang sangat kompleks. Saya pikir sungguh impresif bahwa mereka mencobanya,” kata Dr James Carpenter, ilmuwan di European Space Agency.

“Selamat untuk China telah mendaratkan Chang’e 5 dengan sukses. Ini bukan tugas yang mudah. Ketika sampel yang dikumpulkan di Bulan kembali ke Bumi, kami harap setiap orang akan mengambil manfaat dan bisa mempelajari kargo berharga ini yang bisa memajukan komunitas sains internasional,” sebut Thomas Zurbuchen, Associate Administrator NASA.

China telah menggelontorkan miliaran dolar ke dalam program luar angkasa yang dijalankan militer, dengan harapan memiliki stasiun luar angkasa berawak pada tahun 2022 dan pada akhirnya mengirim manusia ke Bulan.

Jika misi Chang’e 5 ini berhasil, maka China akan menjadi negara ketiga yang mengambil sampel dari Bulan, setelah Amerika Serikat dan Uni Soviet pada 1960-an dan 1970-an. (red/LM)