Lensamandalika.com – Ratusan Pemuda pemudi asal Lombok Tengah dan NTB umumnya Dilatih pendidikan Marshal, Selasa (6/4). Jumlah peserta pelatihan tidak tanggung tanggung, mencapai 450 orang.
“Setelah pelatihan ini, akan ada lagi pelatihan lanjutan setelah sirkuit jadi” kata Dyan Dilato Head Operation Sporting Mandalika International Street Circuit.
Para petugas Marshal sebagian besar adalah pekerja sukarela yang bertanggung jawab atas keselamatan para pesaing balap motor. Mereka nantinya akan ditempatkan di berbagai titik bahaya di sekitar trek balap untuk membantu pebalap jika terjadi tabrakan, kecelakaan, atau masalah trek.
Tidak jelasnya proses rekrutmen tenaga Marshal untuk MotoGP Mandalika yang direncanakan digelar Pada Oktober mendatang mendapat perhatian berbagai kalangan, salah satunya Kepala Desa Rembitan, Lalu Minaksa yang wilayah desa yang dipimpinnya masuk dalam daerah penyangga KEK Mandalika.
Berdasarkan rilis tertulis yang diterima redaksi Lensa Mandalika, Ia menjelaskan bahwa salah satu tugas utama Kepala Desa adalah menyampaikan informasi tentang pembangunan ataupun lapangan kerja. Dirinya kecewa lantaran informasi mengenai rekrutmen tersebut terkesan tertutup dan ditutup-tutupi.
“Hari ini informasi tentang peluang kerja tersebut sudah terlewatkan begitu saja, apa yg menjadi isu besar yang di sampaikan pemerintah terkait MotoGP hari ini terpampang jelas di depan mata kami masyarakat sekitar tidak sesuai dengan harapan,” geramnya.
Dirinya menilai keterbukaan informasi publik tentang rekrutmen tenaga kerja hanya isapan jempol belaka.
“Tiba-tiba saja calon tenaga kerja (Marshal motogp) sudah mulai pelatihan, lalu kapan proses rekrutmen dan bagaimana sistem rekrutmen tenaga kerja tersebut, sama sekali tdk ada informasi ke pemerintah desa di lingkar kawasan baik dari pemerintah ataupun ITDC,” imbuhnya.
Ia dengan tegas mempertanyakan kenapa informasi yang dinanti-nanti warga kaitan dengan rekrutmen tenaga kerja di event MotoGP sangat tidak transparan. Padahal menurutnya, hampir di setiap kesempatan selalu yang digembar-gemborkan tentang MotoGP.
Lebih parahnya lagi menurutnya, dari 450 calon tenaga Marshal MotoGP yang mengikuti pelatihan, peserta yang merupakan pemuda lingkar kawasan tidak lebih dari lima persen.
“Semua impian pemuda di Kecamatan pujut yang ingin mengabdi sebagai tenaga kerja di daerahnya sendiri, sedikit demi sedikit harus mereka kubur dalam-dalam apabila keterbukaan informasi terkesan tertutup seperti ini, tegasnya.
Sebagai Kepala Desa di lingkar kawasan, dirinya merasa ada beban moril yang ditanggung ketika informasi-informasi penting yang berhak diketahui oleh Publik, malah terkesan ditutup-tutupi.
“Sebuah beban moril bagi kami pelayan masyarakat paling bawah, ” pungkasnya. (Red/LM)