Lensamandalika.com – Pemerintah Provinsi (Pemprov) NTB melalui Dinas Tenaga Kerja dan Transimigrasi (Disnakertrans) melayangkan surat ke PT Pengembangan Pariwisata Indonesia atau yang lebih dikenal dengan sebutan Indonesia Tourism Development Corporation selaku pengembang di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Mandalika.
Surat yang dilayangkan Disnakertrans dimaksudkan untuk mencari tahu mengenai data kebutuhan pekerja lokal yang sedang dan akan dilibatkan pihak ITDC baik dalam proyek pembangunan sirkuit MotoGP maupun proyek pembangunan lainnya yang ada di Mandalika.
Namun, sangat disayangkan hingga saat ini pihak ITDC belum memberikan tanggapan balasan terkait surat yang dikirim oleh Disnakertrans Provinsi NTB itu.
“Kami sedang meminta data di ITDC yang belum dijawab. Sudah berapa persen tenaga kerja lokal yang terserap,” ungkap Kadisnakertrans NTB, T Wismaningsih D, dikutip dari Radar Mandalika, Rabu (14/4) kemarin.
Ditegaskannya, ITDC harus mengalokasikan 69 persen serapan tenaga kerja lokal dari seluruh kegiatan pembanguan di sirkuit yang diundur penggunaannya yang seharusnya menyelenggarakan balapan MotoGP di Oktober 2021, namun diproyeksikan baru bisa menggelar balapan pada Maret 2022 mendatang.
Wismaningsih menjelaskan, persentase tersebut bukan hanya untuk satu tahun saja, melainkan untuk seterusnya mulai dari kegiatan tahun 2020, tahun 2021 dan tahun-tahun selanjutnya. Pihaknya enggan menyebutkan ITDC belum terbuka. Yang pasti dari keterangan yang disampaikan mayoritas tenaga kerja lokal akan diprioritaskan.
“Baru beberapa yang bekerja tapi karena kami belum dapat informasi jadi kami belum tahu,” katanya.
“(ITDC tidak terbuka?) Mungkin atau gimana saya belum bisa jawab. Kami belum diberikan informasi sudah berapa persen yang terserap,” tambahnya.
Pihaknya juga masih melakukan penelusuran terkait pelatihan Marshal sebanyak 450 orang di Lombok Tengah yang menuai kritik publik beberapa waktu lalu. Bahkan informasi yang didapatkan dari Kepala Disnakertrans Lombok Tengah, mereka tidak dilatih melainkan hanya sosialisasi saja.
“Kami sudah kontak Kadisnakertrans Lombok Tengah. Katanya itu bukan pelatihan melainkan sosilasiasi,” ungkapnya.
Diakuinya, waktu itu pihaknya sempat menerima surat dari Marshal yang meminta kegiatan itu dilaksanakan di Lombok Tengah.
“Makanya acara itu berlangsung di sana, saya tanya di Loteng malah belum ada rekrutmen,” katanya.
Dilanjutkannya, justru mereka mengetahui baru ada lima desa di sekitar KEK Mandalika yang warganya sudah siap dilatih baik itu bahasa Inggris maupun keterampilan lainnya.
“Ada beberapa desa yang kita telusuri, mereka sudah persiapakan diri pelatihan bahasa inggris,” pungkasnya.
Hingga berita ini diturunkan, pihak ITDC masih belum memberikan keterangan resmi terkait permohonan keterbukaan data pekerja lokal yang telah disampaikan oleh Disnakertrans Provinsi NTB. (red/LM)