Lensamandalika.com – Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Masyarakat Sadar Wisata (MASATA) Lombok Tengah, Kamis (22/4) bertempat di JM Hotel Kuta Lombok melaksanakan penandatanganan dua Nota Kesepahaman (MoU), masing-masing yakni bersama Yayasan Kebon Sepatu (YKS) dan Mandalika Hotel Association.

Penandatanganan MoU bersama YKS dilakukan dengan tujuan pengembangan desa wisata berbasis pertanian, bahari dan Produk UMKM serta pembinaan SDM Pariwisata desa.

Adapun dengan MHA, penandatanganan MoU ditujukan dalam hal pemasaran produk UMKM desa wisata pada hotel-hotel yang tergabung di MHA.

YKS didirikan pada tahun 2006 di Belanda dan pada tahun 2007 resmi berkantor di Jakarta. Yayasan tersebut merupakan badan amal yang dibentuk oleh Ir. Lambertus Draijer dan Istrinya, Akke M De Jong asal Belanda.

Kedua pasangan suami istri itu mendirikan YKS dengan visi menjembatani masyarakat dari ketergantungan dan keterbatasan untuk tumbuh mandiri dalam berbagai aspek kehidupan seperti pendidikan, sosial, budaya, akademik dan ekonomi.

Kerjasama YKS dan MASATA, disampaikan oleh Akke, nantinya akan fokus pada penguatan SDM, pengembangan produk UMKM dan mendorong pengembangan kawasan wisata berbasis ekoturisme.

“Kerjasama ini dimaksudkan untuk membangun kesadaran masyarakat akan pentingnya kebersihan, keamanan dan kenyamanan di destinasi wisata, inovasi produk UMKM dan dukungan untuk penguatan SDM seperti kemampuan Bahasa Inggris pelaku wisata yang ada di desa”, jelas Akke.

Adapun MHA adalah asosiasi profesi yang beranggotakan para General Manager Hotel yang ada di Lombok Tengah dan menaungi sekitar 50 hotel yang mayoritas berada di Kawasan Ekonomi Khusus Mandalika, Kuta Lombok.

Dalam keterangannya pasca penandatanganan MoU, Ketua MHA Samsul Bahri, menegaskan komitmen MHA dalam mendukung pemasaran produk UMKM desa wisata sehingga bisa membawa dampak ekonomi yang lebih baik.

“Tujuan dan harapan kami adalah bagaimana bisa mengakomodir produk-produk UMKM yang ada di desa wisata bisa dipromosikan secara offline, bisa melalui penitipan katalog produk di hotel yang tergabung di MHA, bahkan kebutuhan furnitur hotel yang kita butuhkan juga akan kita pesan pada teman-teman pelaku UMKM desa wisata binaan MASATA”, ujar pria yang sehari-hari bekerja sebagai General Manager JM hotel Kuta itu.

Sementara itu, Ketua MASATA Lombok Tengah, Lalu Sandika Irwan menjelaskan bahwa MoU tersebut menjadi salah satu ikhtiar MASATA untuk mengajak pemangku kepentingan dan mitra lainnya untuk berkolaborasi dan kolaboraksi membangun desa wisata utamanya infrastruktur utama seperti penguatan SDM, pengejawantahan Sapta Pesona, pengembangan dan inovasi produk UMKM serta pemasaran daya tarik wisata yang ada di desa.

“Kerjasama MASATA dengan YKS dan MHA adalah interpretasi dari spirit Kolaborasi dan kolaboraksi yang selalu digaungkan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Salahuddin Uno yaitu Gerakan Bersama (Geber), semoga bisa membawa berkah dan dampak positif bagi desa wisata binaan MASATA yang ada di Lombok Tengah, ” ungkap Sandika. (Red/lm)