Lensamandalika.com – Dalam rangka semakin memajukan pariwisata Indonesia, Badan Penelitian dan Pengembangan Perhubungan (Balitbanghub) berencana membangun bandar udara (bandara) perairan sebagai tempat lepas landas dan pendaratan dari pesawat apung.

Lokasi yang direncanakan untuk pengembangan bandara perairan meliputi Gili Trawangan di Lombok, Provinsi Nusa Tenggara Barat, Danau Toba di Sumatera Utara, Pulau Senua di Kepulauan Riau, Derawan Berau di Kalimantan Timur, Labuan Bajo di NTT, Bunaken di Sulawesi Utara, Wakatobi di Sulawesi Tenggara, Pulau Widi di Maluku Utara dan Raja Ampat di Papua Barat.

Rencana tersebut didahului dengan uji operasional seaplane atau pesawat apung dengan rute Bali menuju Gili Iyang, Madura, Jawa Timur, Senin (26/4) lalu.

Kepala Balitbanghub Umar Aris dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Rabu (28/4) mengaku pihaknya optimis bahwa pesawat apung adalah terobosan yang positif untuk turut memajukan pariwisata Indonesia, meningkatkan perekonomian juga layanan penghubung atau konektivitas antar pulau.

Seaplane atau pesawat apung merupakan pesawat udara yang dapat mendarat di bandar udara daratan serta bandar udara perairan. Pesawat apung yang diujikan dalam uji operasional ini adalah jenis Cessna Caravan Amfibi 208A yang saat ini beroperasi di Indonesia.

Percobaan perdana pesawat apung dari Bali ke Gili Iyang Madura dipiloti oleh Captain Yopi Priherda. Pesawat apung merupakan pilihan yang sesuai untuk digunakan pada perairan di Indonesia. Hal tersebut berdasarkan pengamatan dan analisis yang dilakukan oleh Balitbanghub terkait kedalaman perairan, ketinggian gelombang, serta kekuatan arus.

“Sebagai negara kepulauan, dengan wisata pantai yang sangat banyak, Indonesia memiliki potensi besar dalam mengembangkan sarana transportasi pesawat apung. Harapannya setelah pandemi ini berlalu, adanya seaplane dan bandar udara perairan di Gili Iyang bisa meningkatkan kemajuan wisata di sana,” tutur dia.

Menurut Bupati Sumenep Achmad Fauzi , Gili Iyang menjadi salah satu lokasi yang potensial karena dikenal sebagai pulau dengan kadar oksigen tinggi yang menjadi daya tarik utama bagi wisawatan.

“Selain melayani kebutuhan wisata, seaplane ini diharapkan dapat juga melayani kebutuhan masyarakat sebagai sarana transportasi. Dari hasil uji coba ini kami sangat menyambut baik dan akan mendukung sebaik mungkin untuk implementasi ke depannya,” ujar Fauzi.

Lebih lanjut Fauzi mengatakan bahwa Pemerintah Kabupaten Sumenep menyambut dengan baik terobosan serta solusi transportasi ini. “Kami akan melakukan komunikasi yang lebih intens dengan pemerintah pusat untuk rencana kedepannya,” tambah dia. (red/LM)