Opini- Hakekat Uang di era pandemi Covid-19 semakin tidak stabil. Hampir seluruh dunia mendapatkan dampak buruk terkhusus pada bidang ekonomi Indonesia.

Dampak pertama yang ditimbulkan karena covid 19 adalah melemahnya daya beli dan konsumsi rumah tangga. Saiful dalam sebuah talkshow virtual dengan tema Dampak Covid-19 bagi perekonomian Negara menyebutkan tinggi dan rendahnya prekonomian Negara akan sangat bergantung pada kuat dan lemahnya proses transaksi jual beli. Dan hal inilah yang menjadi salah satu masalah yang belum terselesaikan di Negara Indonesia, apalagi Di Zaman milenial ini, semakin banyak yang mengikuti pola hidup dan budaya barat (Westernisasi), bahkan hampir dalam setiap kebutuhan sehari sehari selalu menggunakan barang impor.

Walaupun saat ini Indonesia masih berada pada titik resest, ia tak pernah gencar melakukan diplomasi ekonomi dengan negara-negara asing. Agar dapat membuka peluang investasi dari pihak asing dari banyak negara. Sehingga dapat mendorong Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) dan juga membawa keuntungan yang siginifikan bagi Indonesia terutama untuk kesejahteraan rakyat.

Uang adalah Hasrat dan popularitas. Hakekat inilah yang masih dipegang teguh oleh hampir seluruh lapisan masyarakat, Baik itu dalam ranah kepentingan pribadi ataupun umum dan banyak yang terjerumus ke hal-hal kotor hanya karena dibutakan rupiah.

Korupsi adalah sebuah istilah yang dimana sesorang menyalahgunakan kepercayaan publik. Kasus korupsi ini sudah lama menjalar di nadi para tokoh Indonesia secara turun menurun, tak jauh beda dengan adat istiadat yang diturunkan oleh nenek moyang, Indonesia mengalami darurat korupsi. Bahkan, seperti pidato pak Harto kasus korupsi beberapa kali menjadi tajuk utama di negeri ini, sebagian besar diduga melibatkan para pejabat tinggi.

Jadi dampak buruk pada prekonomian Indonesia tidak hanya di sebabkan oleh pandemic virus covid 19 tapi juga disebabkan oleh kurangnya rasa tanggungjawab dalam mengemban amanah kepercayaan yg diberikan kepada para tokoh-tokoh petinggi Negara.

Jika dipertimbangkan masih banyak hal yang membuat perekonomian khususnya Indonesia sangat tidak menjamin kelayakan hidup dimasa2 genting dan darurat seperti ini, terlalu banyak propaganda yang tidak habis-habisnya di negara ini, tak ada sanksi yang berat dalam menghadapi para Manusia yang tidak punya empati terhadap orang yang berada dibawah mereka.

Indeks penduduk juga menjadi salah satu faktor yang membuat perekonomian Indonesia semakin buruk, karna dijelaskan dalam hal yang membuat Indonesia tidak maju adalah karna angka kelahiran semakin tinggi tanpa dibarengi dengan perekonomian yang maju.

Kurangnya lapangan pekerjaan dan sulitnya masyarakat dalam mendapatkan pekerjaan di negara Indonesia ini. Pengangguran semakin hari semakin bertingkat. Perekonomian Indonesia mengalami penurunan yang sangat drastis, jelas terlihat dari segi sikap dan tingkah laku masyarakat Indonesia yang begitu mencinta terhadap produk luar negeri dan menganggap produk dalam negri kualitasnya tidak layak seperti produk yang dihasilkan oleh negara2 barat.

Hal ini juga menjadi sebab yang sangat berpengaruh terhadap perekonomian Indonesia, karna semakin kita memborong Ataupun berbondong-bondong membeli produk luar negri sama halnya kita memperkuat dan memperkaya kan mereka khususnya dalam perekonomian mereka.

Dalam hal lain Indonesia terus berupaya meningkatkan performa perdagangan dan investasi dalam mendorong percepatan pemulihan perekonomian yang terdampak pandemi Covid-19. Terlihat dengan meningkatnya nilai ekspor Indonesia ke Australia di tahun 2020 yang memberikan kontribusi pada penurunan atau berkuranganya defisit neraca perdagangan Indonesia dengan Australia sekitar 36 %.

Selain itu, pada triwulan pertama tahun 2021, nilai ekspor Indonesia ke Australia meningkat sekitar 56,81 % dibanding periode yang sama tahun sebelumnya. Hal tersebut menjadi bukti keberhasilan pemerintah dalam mengoptimalkan peran diplomasi ekonomi negeri dalam merebut pasar internasional bagi produk indonesia.

Indonesia termasuk Negara yang kaya akan hasil alamnya, salah satu paktor besar ekonomi negara tidak bisa berkembeng adalah ada kesalah gunaan kewenangan, lebih lebih untuk kepentingan peribadi, dan kemakmuran akan tercipta apabila para petinggi negara melaksanakan tugasnya dengan seadil adilnya, sehingga berdampak positif agar ekonomi masyarakat sudah berkembang, masyarakat berserta para pemimpin Negara sudah menjadi satu, maka barulah Negara mulai merintis pekembanagan dengan pimpinan sebagai garda terdepan dan masyarakat siap untuk besaing untuk menuju perkembangan dengan tujuan kemakmuran. (Red/Letter A)