Lensamandalika.com – Hari ini, Senin (12/7) adalah hari pertama masuk sekolah bagi siswa di Kabupaten Lombok Tengah, Provinsi Nusa Tenggara Barat usai liburan setelah pembagian rapor. Tak terkecuali bagi para siswa di SDN Tonjer, Desa Sukadana, Kecamatan Pujut.

Jika pada umumnya siswa dan guru masuk sekolah di gedung sekolah mereka, hal yang berbeda terjadi di SDN Tonjer. Akibat gedung sekolah yang tergusur untuk pembangunan jalan bypass BIL-Mandalika dan belum mendapat bangunan pengganti, para siswa dan guru SDN Tonjer akhirnya sekolah di sawah.

Lahan sawah tersebut adalah lokasi yang ditujukan untuk pembangunan gedung pengganti SDN Tonjer yang telah digusur pada bulan November 2020 lalu. Namun hingga detik ini, tak ada tanda-tanda pembangunan gedung akan dimulai.

Pada video yang diunggah di channel youtube Syifa in Town, tampak para siswa mengenakan seragam SD lengkap dengan masker dan membawa rapor masing-masing, berbaris di lahan relokasi.

“Hari ini 12 Juli tahun 2021, pemerintah menyatakan bahwa sekolah aktif secara tatap muka. Namun beginilah kondisi kami di SDN Tonjer Desa Sukadana Kecamatan Pujut Kabupaten Lombok Tengah yang sampai detik ini masih belum memiliki pembangunan gedung, masih belum memiliki gedung sekolah,” ungkap Ustadz Roni di video tersebut yang merupakan salah satu guru di SDN Tonjer.

Ustadz Roni juga menerangkan bahwa para siswa sangat sedih dan kebingunan lantaran tidak tahu harus masuk sekolah kemana akibat sekolah yang sudah hampir satu tahun belum dibangun dan masih berbentuk hamparan persawahan.

“Hingga detik ini, tidak ada tanda-tanda akan pembangunan gedung baru SDN Tonjer,” jelasnya.

Para Guru telah memilih beberapa opsi termasuk dengan menitipkan para siswa di rumah-rumah warga dan gedung SD yang lain, namun dengan berbagai pertimbangan opsi tersebut tidak bisa dijalankan.

“Mau diitip di SDN Belar, tidak muat karena digunakan oleh SMPN 15 Pujut yang dititip disana, mau dititip di SDN Ketangan tidak bisa karena begitu jauh dan sangat berbahaya. Kemudian kami mau titip di SDN 3 juga tidak bisa, karena SDN 3 masih dalam tahap renovasi sekolah. Dititip di rumah-rumah warga, kami tidak mampu mengontrol,” ungkapnya.

Pihaknya berharap agar segera ada solusi dari pemangku kebijakan dari tingkat paling bawah hingga tertinggi guna menyelesaikan permasalahan pembangunan gedung sekolah di SDN Tonjer.

“Mohon pada seluruh Menteri, seluruh aparat pemerintah yang terkecil hingga tertinggi di Negara Republik Indonesia ini untuk memberikan kami solusi bagaimana terbaik untuk kami jalani di SDN Tonjer tercinta ini,” pungkasnya. (red/LM)