Lensamandalika.com – Semenjak ditinggal pensiun oleh H Lalu Putria, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (disbudpar) Kabupaten Lombok Tengah (loteng) akhirnya memilik kepala dinas yang baru. Hal tersebut setelah dilantiknya H Lendek Jayadi sebagai kadisbudpar definitif pada Senin, (26/7) bersamaan dengan dilantiknya Lalu Firman Wijaya sebagai Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Lombok Tengah.
Pelantikan H Lendek Jayadi sebagai Kadisbudpar Lombok Tengah dinilai tidak tepat oleh beberapa kalangan lantaran tidak memiliki background dan pengalaman di bidang kepariwisataan. Bahkan, pelantikan H Lendek sebagai Kadisbudpar dinilai bentuk krisis SDM di tubuh birokrasi Lombok Tengah dan sarat kepentingan.
Menyikapi hal tersebut, mantan wakil bupati Lombok Tengah H Lalu Normal Suzana pada sebuah WA Grup bertajuk Lombok Tengah Maju (LTM), Kamis malam (29/7) mengatakan bahwa ASN yang ada di Loteng tidak ada yang berlatar belakang pendidikan pariwisata yang senior dari pangkat dan pengalaman untuk menjabat sebagai kadisbudpar.
“Masa kita mau mengimpor ASN dari luar Loteng. Oleh karena itu, mari kita beri kepercayaan dan kesempatan dulu kepada bapak H Lendek untuk berkreasi, berinovasi untuk memajukan pariwisata sehingga lebih baik, lebih berkembang dan maju sehingga bisa dirasakan manfaatnya untuk kita semua,” jelasnya.
Di WA Grup tersebut, mantan camat pujut itu juga menguraikan bahwa sejak adanya disbudpar di Kabupaten Lombok Tengah dari tahun 1995, tidak ada satupun berlatar belakang pendidikan Pariwisata.
“Namun alhamdulillah kepariwisataan di Loteng sedikit demi sedikit berkembang sebagaimana seperti sekarang ini,” ungkapnya.
Senada dengan H Lalu Normal Suzana, salah satu pelaku wisata asal Kecamatan Pujut, Rata Wijaya mengungkapkan bahwa terlalu dini untuk menghakimi seorang pejabat yang notabene baru dilantik dalam hitungan hari.
“Saya bersyukur akhirnya setelah sekian lama, Lombok Tengah memiliki Bapak Pariwisata. Perkara banyak yg meragukan, itu hak masing-masing. Yang utama, kita lihat dulu hasil kerjanya. Beliau baru dilantik, tentu ada proses dan kita hargai itu,” ungkapnya kepada Lensa Mandalika, Jumat (30/7).
Sektor pariwisata yang dilanda pandemi covid-19 seperti sekarang ini, lanjut Rata, membutuhkan sosok nahkoda yang mau mendengar, mengakomodir dan bersama-sama menentukan apa yang terbaik buat pariwisata Lombok Tengah.
“Ada kolaborasi pentahelix yang perlu ditata apik,” imbuh GM Tunak Cottage itu.
Dirinya juga mengaku tak mempermasalahkan perihal jabatan lain yang diemban H Lendek sebagai ketua dewan masjid Indonesia cabang Lombok Tengah. Hal itu lantaran jabatan tersebut berada di luar birokrasi.
“Soal beliau dari pengurus masjid, saya rasa tidak ada masalah. Justru pariwisata yang paling maju didunia ada di Mekkah, tidak masalah sama sekali. Seninya memimpin nanti tinggal dia atur mau ambil angel yang mana,” pungkasnya. (red/lm-dwr)