Lensamandalika.com – Sebuah video berdurasi 50 detik viral dan menyebar luas di media sosial khususnya di grup-grup whatsapp. Dalam video tersebut menyebutkan, saat pemakaman TGH Lalu Al Bayani Akbar, Ahad (8/8) kemarin, kain kafan jenazah mengempis. Jasad Mursyid Tarekat Naqsyabandiyah itu seperti menghilang dan sontak membuat keluarga menangis.

Dikutip Lensa Mandalika dari Radar Lombok, kejadian menghilangnya jasad TGH Lalu Al Bayani Akbar Padamara saat dimakamkan itu dibenarkan oleh anak Almarhum, Baiq Fitriani Dwi Nispiana.

“Ya benar, pada saat itu kami anak-anaknya berada di lokasi, dan melihat langsung kain kafannya mengempis,” kata Baiq Fitriani dikutip dari radar Lombok ketika dirinya kembali berziarah di makam TGH Lalu Al Bayani Akbar Padamara di Pemakaman Keluarga, Dusun Padamara, Desa Padamara, Kecamatan Sukamulia, Lombok Timur, Senin (9/8).

Diceritaknnya, TGH Lalu Al Bayani Akbar Padamara meninggal dunia pada usia 86 tahun, Sabtu (7/8) bakda Isya dan kemudian dimakamkan keesokan harinya, Minggu (8/8/2021) bakda Ashar. Saat pemakaman hadir ribuan jemaah yang spontan datang dari Lombok dan luar Lombok.

TGH Lalu Al Bayani Akbar Padamara, tutur Bq Fitriani, merupakan sosok yang sabar dan juga lemah lembut. Kesehariannya dihabiskan dengan mengaji dan bersama keluarga. Kepergiannya membuat banyak jemaah berduka dan hadir saat prosesi pemakaman.

“Kesan yang saya lihat, ada sinar yang sangat terang di dalam kubur saat jenazah beliau datang,” tuturnya.

Dirinya juga membenarkan terkait kempisnya jasad orang tuanya itu. Dirinya menyaksikan saat diturunkan ke dalam liang lahat, jasad orangtuanya masih utuh. Namun saat jemaah takbir dan didoakan, tiba-tiba kain kafannya mengempis.

“Meski terlihat kempis, proses pemakaman tetap dilanjutkan, yang dimakamkan hanya kain kafannya saja,” ceritanya.

Anak almarhum yang lainnya, Baiq Sapta Rembulan juga membenarkan terkait ‘menghilangnya’ jasad orang tuanya itu dari kain kafan saat dimakamkan. Ia mengaku mengabadikan setiap momen terakhir orang tuanya itu. Rekaman video yang viral itu, kata Baiq Sapta tidak diniatkan agar viral, tetapi semata-mata ingin mengabadikan momen terakhir orang tuanya.

“Yang menangis itu saya (tangisan di video viral), saya menangis karena melihat tiba-tiba jasad mengempis. Saya hanya kaget melihat tiba-tiba kempis, sehingga histeris seperti itu,” ungkapnya.

Sekali lagi lanjutnya, pihak keluarga tidak pernah berpikir akan viral. Karena, apa yang dilakukannya adalah murni untuk konsumsi keluarga, untuk mengenang orang tuanya.

“Keluarga sendiri tidak ingin itu diviralkan, karena video itu murni untuk konsumsi priabdi,” pungkasnya. (red/lm)