Lensamandalika.com – Terkait adanya 15 ekor kerbau milik Lalu Nure, warga Dusun Ketapang, Desa Kuta, Kecamatan Pujut, Lombok Tengah yang mati, Jumat (10/9/2021) kemudian ditindaklanjuti dengan pengambilan sampel darah dan liur terhadap kerbau yang terindikasi sakit.

Kegiatan tersebut diikuti oleh Kepala Bidang kesehatan hewan provinsi NTB bersama tim, Kasi Keswan Lombok Tengah, Dokter hewan kecamatan Pujut, Bhabinkamtibmas Desa Kuta, dan juga Kepala Dusun Ketapang.

Kapolsek Kuta Iptu I Made Dimas melalui keterangan tertulisnya kepada Lensa Mandalika mengatakan, berdasarkan keterangan dari dinas peternakan dan kesehatan hewan Provinsi NTB, jenis penyakit yang dialami oleh kerbau tersebut adalah septicaemia Epizootika (SE) atau penyakit ngorok.

“Penyakit tersebut dapat menular kepada sesama kerbau maupun sapi apabila tidak segera di pisahkan dengan yang masih sehat,” jelasnya.

Adapun upaya yang sudah di lakukan oleh UPT Dinas Peternakan dan Kesehatan hewan Kecamatan Pujut adalah langsung memberikan antibiotik dan akan kembali dilanjutkan pada Senin tanggal 13 September 2021.

“Dalam kesempatan tersebut, dari dinas peternakan dan kesehatan memberikan disinfektan yang nantinya akan di semprotkan pada kandang secara berurut-turut selama seminggu. Selama kegiatan berlangsung dengan aman dan lancar,” terangnya.

Sementara itu, hingga hari ini total Kebau milik Lalu Nure yang mati telah bertambah dari sebelumnya 15 menjadi 18 ekor.

“Dari Hari Rabu ada yang mati, Kamis ada juga dan tadi malam. Kalau totalnya 18 ekor sama anaknya masih kecil,” ungkap pemilik kerbau, Lalu Nure, Jumat (10/9/2021).

Dari pengakuan pemilik, ada juga kerbau miliknya yang berhasil disembelih. Sementara kerbau yang masih kecil, terpaksa dikubur. Diakuinya, sebelum mati dari mulut kerbau miliknya mengeluarkan busa warna putih. (red/lm)