Lensamandalika.com – Fenomena Bukit menangis yang terdapat di pinggir jalan bypass Bandara Internasional Lombok menuju Kuta Mandalika tepatnya pada kilometer 13+475, Dusun Aiq Embuaq Desa Sukadana, Kecamatan Pujut, Lombok Tengah semakin viral dan kian ramai dikunjungi oleh warga, bahkan dari luar daerah kecamatan Pujut.

Warga yang mendatangki bukit menangis menganggap kejadian keluarnya air secara terus menerus dari celah batu merupakan suatu keajaiban. Bahkan, tak sedikit dari para warga yang datang menyakralkan airnya menjadi obat yang dipercaya bisa menyembuhkan berbagai macam penyakit. Namun begitu, ahli geologi mengungkap kejadian tersebut merupakan suatu hal yang biasa.

“Hal ini sebenarnya merupakan fenomena umum dalam bidang geologi yang kita sebut sebagai patahan atau retakan pada batuan yang bersifat kedap air sehingga air akan mengalir melalui zona patahan dari sumber air tanah sepanjang zona retakan dan keluar di permukaan bumi.  Pembukaan lereng untuk jalan membuat retakan ini terpotong sehingga air keluar di tebing yang saat ini lagi viral,” kata Ketua Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Pengda NTB, Kusnadi, mengutip postingannya di media sosial facebook, Rabu (10/10/2021) yang lalu.

Kusnadi menjelaskan, dari singkapan batuan juga terlihat adanya intusi batuan beku berbentuk dike atau memotong vertikal tubuh batuan yang mempertegas zona lemah tersebut.

Secara regional, kata Kusnadi, daerah tempat keluarnya mata air tersebut termasuk dalam formasi Pengulung yang disusun oleh batuan breksi, lava dasit dan basal, tufa dengan lensa-Iensa batu gamping yang mengandung mineral sulfida dan urat-urat kuarsa.

“Sampai saat ini, saya masih belum sempat mengunjungi tempat tersebut dan memeriksa kandungan airnya. Tapi kalau dilihat dari jenis formasinya, kemungkinan airnya memiliki kandungan kapur yang cukup banyak, sehingga perlu dimasak sebelum diminum,” ungkap Kusnadi.

Dijelaskannya, formasi Pengulung ini merupakan formasi batuan tertua di Pulau Lombok, dan telah mengalami proses struktur geologi lanjut, sehingga banyak terjadi patahan dan kekar. Salah satunya adalah di lokasi semburan mata air di lokasi itu.

Sementara di bagian utara, sekitar 1 kilometer dari lokasi mata air ini dijumpai sesar atau patahan yang memanjang timur-barat, sehingga kemungkinan mata air itu merupakan cabang dari patahan tersebut.

Pada bagian selatan Lombok, patahan atau kekar memiliki peranan yang sangat penting dalam keberadaan air tanah untuk memenuhi kebutuhan air bersih bagi masyarakat karena kondisi batuan yang sudah mengalami kompaksi lanjut sehingga pori-pori batuan sangat minim.

“Perlu teman-teman tahu bahwa patahan atau kekar itu biasanya terbentuk pada zona-zona gempa bumi, sehingga dapat kita ambil pelajaran bahwa proses yang menghasilkan bencana juga memiliki dampak yang positif,” tutup Kusnadi.

Sementara itu, mengutip Kompasiana, jika dikonsumsi dalam jangka pendek , air yang mengandung kadar kapur yang tinggi dapat menyebabkan muntaber, diare, kolera, tipus dan disentri.

Sedangkan jika dikonsumsi dalam jangka panjang, dapat menyebabkan penyakit keropos tulang, kerusakan gigi, ginjal, kandung kemih bahkan kerontokan rambut. Pada tingkat kronis, jika air yang dikonsumsi mengandung kadar kapur yang tinggi bisa menyebabkan kanker.(red/lm)