LensaMandalika- PT. Geo Trash Management (GTM) ikut berkolaborasi dengan komunitas Lombok Plastic Free dalam agenda River Cleanup, Jumat (15/10) di salah satu kawasan sungai di Desa Kuta, Lombok Tengah.
River Cleanup menjadi ajang bagi PT. GTM dan komunitas yang terlibat untuk berkolaborasi dalam rangka mengingatkan sekaligus mengampanyekan kepada masyarakat terhadap pentingnya memilah sampah agar tidak terjadi penumpukan sampah akibat membuang sampah sembarangan di kawasan sungai.
Manajer Operasional PT. GTM, Farid saat di wawancarai oleh Tim Lensa Mandalika menyebutkan pentingnya River Cleanup, terutama agar sampah plastik di kawasan sungai tidak terbawa sampai ke laut.
Hal tersebut juga menurutnya sebagai upaya mencegah penumpukan sampah di sungai sebagai antisipasi datangnya musim hujan.
“Geo Trash Management memiliki fokus dalam hal pengelolaan daur ulang sampah menjadi bahan bakar sehingga kami berusaha untuk memperkenalkan GTM kepada komunitas, salah satunya melalui agenda river cleanup ini, kepada masyarakat atau ke sekolah-sekolah karena kedepannya kami membutuhkan bahan baku untuk daur ulang sampah. Selain itu jugaa GTM terlibat sebagai stakeholder pada agenda WSBK di Sirkuit Mandalika” ungkapnya.
Selain itu, Farid juga menyebutkan pentingnya kolaborasi dan antusias masyarakat untuk mengumpulkan dan memilah sampah, lantaran kondisi Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) rata-rata sudah melebihi kapasitas (over capacity).
Disaat yang sama, lanjut Farid, GTM hadir sebagai soulusi karena membutuhkan sekitar 20 ton sampah perhari untuk proses daur ulang.
“GTM membutuhkan 20 ton sampah perhari, oleh karena itu kami berusaha mengajak masyarakat mulai dari skala BTN maupun skala Desa untuk memilah dan mengumpulkan sampah sembari kami menyusun kajian teknis atau feasibility study untuk keperluan bahan baku tersebut” kata Farid usai kegiatan river cleanup di Desa Kuta, Jum’at (15/10)
Kedepannya Farid berharap pabrik utama PT. GTM yang terletak di TPA Kebon Kongok Lombok Barat sudah bisa beroperasi mendaur ulang sampah plastik menjadi bahan bakar minyak (BBM) melalui serangkaian proses pirolisis atau mengubah plastik menjadi bahan bakar.
“Kedepannya pada 2022 mendatang kami berharap pabrik tempat daur ulang sampah melalui serangkaian proses pirolisis di TPA Kebon Kongok sudah bisa beroperasi” tutupnya. (Red/Letter A)