LensaMandalika- Anggota MPR-RI Daerah pemilihan NTB 2 Pulau Lombok H. Suryadi Jaya Purnama, ST melaksanakan kegiatan Sosialisasi 4 Pilar Kebangsaan di Ballroom kantor Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) Partai Keadilan Sejahtera (PKS) NTB, Sabtu (13/11/2021).
Momentum Hari Pahlawan yang diperingati setiap 10 November juga semestinya harus menjadi momentum untuk memperkuat makna kebangsaan, begitulah semangat yang terkandung dalam 4 Pilar kehidupan berbangsa dan bernegara jelas SJP sapaan akrab Anggota MPR-RI tersebut kepada kepada para peserta sosialisasi 4 pilar.
Kegiatan sosialisasi 4 pilar tersebut bertujuan untuk memberikan pengarahan dan penjelasan mengenai 4 Pilar MPR-RI kepada para peserta yang terdiri dari pelajar, pemuda, dan tokoh masyarakat, sehingga dalam fungsi sosial sebagai masyarakat mereka mengetahui perannya sebagai seorang warga Negara.
Kegiatan Sosialisasi 4 Pilar ini juga merupakan satu kesatuan nilai gerak Berbangsa dan Bernegara yang perlu disosialisasikan kepada segenap warga Negara dalam naungan NKRI agar nilai-nilai dalam 4 pilar tersebut terpatri dalam diri dan benak masyarakat dalam kehidupan mereka sehari-hari.
Kegiatan yang dihadiri oleh sekitar 150 orang peserta tersebut terlihat sangat antusias terutama karena penyampaian SJP dengan bahasa yang sangat artikulatif, mudah di pahami oleh semua kalangan.
Dalam sosialisasi tersebut SJP menegaskakan bahwa 4 Pilar ini sangat penting sebagai identitas bernegara bahkan sebagai jati diri Bangsa Indonesia.
“Empat pilar ini menjadi hal yang sangat penting karena merupakan jati diri bangsa Indonesia, dan jati diri kita sebagai pemuda Bangsa Indonesia. Empat Pilar ini adalah Pancasila, UUD 1945, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika” serunya.
Menurut SJP, Pemuda Islam atau Ummat Islam secara umum adalah warga Negara yang sangat Pancasilais, karena butir-butir Pancasila itu terdapat dalam ajaran Islam yang tercantum dalam Al-Qur’an.
Ia juga mengatakan sejarah perjuangan bangsa membuktikan, orang yang berjuang untuk kemerdekaan Indonesia sebagian besar adalah para Ulama dan Umat Islam, dalam hal ini tentu Pemuda Islam memiliki peranan yang cukup strategis.
Lebih jauh SJP menjelaskan secara khusus tentang UUD 1945. Ia menyampaikan bahwa UUD 1945 ini sudah mengalami amandemen sebanyak 4 kali. Dulu lembaga tertinggi negara adalah MPR. Karena MPR ini bertugas untuk mengangkat dan memberhentikan presiden. Kini, tidak ada lagi lembaga tertinggi Negara, semuanya memiliki posisi yang sama.
“Semua lembaga memiliki tugas pokok dan fungsinya masing-masing. Presiden, DPR, MPR posisinya sama. Sama-sama dalam satu lembaga, yaitu lembaga negara” jelasnya.
Sedangkan NKRI, adalah bentuk negara yang telah disepakati para pendiri bangsa. Keberagaman suku bangsa menyatukan kita semua dengan membentuk Negara Kesatuan, yaitu Republik Indonesia. Menurut SJP, Indonesia adalah contoh penerapan toleransi di seluruh dunia. Karena perbedaan suku dan agama dapat hidup damai secara berdampingan.
Terakhir, SJP menjelaskan Bhinneka Tunggal Ika sebagai semboyan negara, menurutnya Bhineka Tunggal Ika bukanlah hanya sekedar semboyan belaka tapi adalah semangat untuk mencapai cita-cita bersama.
“Bhinneka artinya perbedaan, sedangkan Tunggal Ika artinya persatuan. Kita memang terlahir berbeda. Di Indonesia saja ada 1.340 suku yang terdiri dari 732 bahasa daerah. Semuanya beragam, karena keberagaman ini adalah takdir. Tugas kita sekarang ini adalah bagaimana untuk mewujudkan persatuan ditengah keberagaman”, tutup Pria berkacamata ini. (Red/Letter A)