Lensamandalika.com – Gunung Rinjani dengan ketinggian 3726 Mdpl di Pulau Lombok dan Gunung Sangeang Api dengan ketinggian 1949 Mdpl di Kecamatan Wera Kabupaten Bima dalam status Waspada Level dua.
“Tingkat aktivitas gunung rinjani di level dua (Waspada),” demikian laporan yang disampaikan oleh Nizwaril Hamdi dikuitp dari Kicknews.today, Senin (6/12) kemarin.
Rekomendasi terhadap keadaan tersebut agar masyarakat yang melakukan aktifitas di sekitar Rinjani baik itu wisatawan ataupun pendaki agar tidak berkemah atau melakukan aktifitas lainnya di tubuh gunung rinjani termasuk di area lava baru dan seluruh area dalam radius 1,5 km dari kawah Gunung Barujari.
Masyarakat di sekitar Gunung Rinjani dihimbau tetap tenang dan meningkatkan kewaspadaan serta tidak terpancing isu-isu terkait akan meletusnya Gunung Rinjani dari sumber yang tidak jelas.
Meski tidak dapat dipastikan, potensi letusan Gunung Rinjani masih ada. Selanjutnya masyarakat yang beraktifitas di radius 1,5Km dari Gunung Rinjani agar senantiasa menyediakan masker serta pelindung mata agar terhindar dari infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) dan iritasi mata jika nantinya terjadi letusan abu.
Selain Gunung Rinjani, aktifitas gunung berapi lainnya di Provinsi NTB yang saat ini berstatus Waspada Level II adalah Gunung Sangeang Api di Pulau Sangeang, Kecamatan Wera, Kabupaten Bima.
Status waspada level 2 artinya aktivitas vulkanik berada pada sistem terbuka (open-system) sehingga kemungkinan terjadinya akumulasi tekanan yang besar masih kecil.
Meski status waspada, Gunung Sangeang belum menunjukkan aktivitas erupsi. Dalam sejarahnya, Sangeangapi pernah erupsi tahun 1988 hingga penduduk sekitar dievakuasi. Baru baru ini, gunung tersebut sempat memuntahkan abu vulkanik pada Mei 2014.
Letusan paling besar terjadi pada 1985. Saat itu, seluruh penduduk dievakuasi ke wilayah Sangeang Darat di Kecamatan Wera, Kabupaten Bima. Letusan tahun 1985 diikuti awan panas, letusan abu, dan aliran lava. Waktu tempuh Sangeang Darat ke lokasi Gunung Sangeang Api sekitar satu jam menggunakan perahu motor.
Berdasarkan sumber Pos Gunung Api Sangeangapi, Minggu (5/12), data kegempaan dan anomali panas mengindikasikan masih adanya injeksi magma yang dapat berimplikasi pada pertumbuhan kubah lava atau aliran lava.
Berikut sejumlah rekomendasi KESDM, Badan Geologi, PVMBG, terkait tingkat aktivitas Gunung Sangeang:
Masyarakat di sekitar Gunung Sangeangapi dan pengunjung/wisatawan agar tidak beraktivitas di dalam radius 1.5 km dari kawah Gunung Sangeangapi.
Masyarakat di sekitar Gunung Sangeangapi dan pengunjung/wisatawan agar mewaspadai bahaya aliran piroklastik serta tidak diperbolehkan mendekati dan beraktivitas di daerah di antara Lembah Sori Wala dan Sori Mantau hingga mencapai pantai, serta pada Lembah Sori Boro dan Sori Oi.
Masyarakat, petani, pengunjung/wisatawan tidak diperbolehkan mendekati dan beraktivitas pada semua lembah sungai yang berhulu dari pusat aktivitas/puncak Gunung Sangeangapi untuk menghindari potensi ancaman bahaya aliran lahar yang mungkin terjadi pada saat hujan. (red/lm)