Lensamandalika.com – Jelang pelaksanaan MotoGP 20 Maret 2022 mendatang, ketersediaan kamar hotel masih kurang. Dengan kondisi tersebut, Pemerintah Provinsi (Pemprov) NTB berencana memanfaatkan rumah susun sederhana sewa (rusunawa) sebagai tempat penginapan penonton.
Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Mataram, H. Lalu Gita Ariadi mengatakan rusunawa yang akan dimanfaatkan sebagai tempat penginapan penonton adalah yang baru selesai dibangun. Artinya, penghuni rusunawa tetap bisa tinggal di rusunawa lainnya. Karena yang akan dimanfaatkan yang masih baru.
“Rusunawa yang baru selesai dibangun, ingin kita manfaatkan kekosongan itu untuk menambah kebutuhan kamar menjelang MotoGP. Yang sudah terbangun kira-kira 52 lokasi dengan 54 blok. Sementara yang sudah dihuni-huni ya tetap jalan,” katanya, Rabu (2/2) di Mataram.
Senada, Kepala Dinas Perumahan dan Kawasan Pemukiman Provinsi NTB, Jamaluddin mengatakan Presiden Joko Widodo menambah kuota penonton pada event MotoGP. Penambahan kuota penonton ini berdampak pada kekurangan kamar penginapan.
Untuk itu pihaknya akan memanfaatkan rusunawa yang sudah dibangun sebagai akomodasi sementara selama event MotoGP. “Ini kan kuotanya ditambah sama pak presiden menjadi 100 ribu (penonton). Tentu kami Pemprov NTB sebagai tuan rumah jadi harus memikirkan itu semua. Kamar hotel kita kurangnya masih banyak. Tentu ada rusunawa yang sudah bangun NTB ini baik Lombok maupun Sumbawa,” katanya.
Diterangkan, saat ini masih ada rusunawa yang sudah dibangun tapi belum diserahkan kepada penerima manfaat. Pendataan masih dilakukan agar bisa dipromosikan kepada penonton. Promosi akan dilakukan oleh dinas teknis lainnya seperti Dinas Pariwisata Provinsi NTB.
“Ini yang belum ditempatkan. Tapi kalau yang sudah lama ditempatkan tidak akan kita ganggu gugat,” ucap Jamal.
Sementara terkait harga yang akan ditawarkan kepada penonton, akan menggunakan standar yang sudah ditentukan. Selain itu, hasil dari penyewaan rusunawa tersebut akan diserahkan kepada pengelola atau penerima manfaat yang akan menempati bangunan tersebut.
“Uang bukan ke kantong kami di Pemprov NTB, tapi kepada pengelola atau masyarakat penerima manfaat rusunawa ini,” terangnya.
Hasil pendataan sementara jumlah rusunawa yang sudah terbangun yaitu sebanyak 20 unit sejak tahun lalu. Jumlah kamar yang tersedia kurang dari 1.000 unit. Namun satu kamar bisa terisi 2-4 tempat tidur.
“Tidak semua ini (yang akan digunakan), dan itu yang akan kami inventarisir. Misalnya ada di Labuan Lombok, terus ada di Bintaro Ampenan itu yang belum terisi,” ucapnya. (red/lm)