Lensamandalika.com – Tarif hotel di Nusa Tenggara Barat (NTB) melambung tinggi menjelang ajang MotoGP pada Maret mendatang. Kondisi tersebut dikeluhkan sebagian calon penonton, meski ada juga yang memaklumi kenaikan tarif itu.

Misalnya tarif beberapa hotel berbintang di Senggigi. Pada saat normal, harga kamarnya sekira Rp600 ribu per malam, sekarang menjadi sekitar Rp4 juta per malam.

Kenaikan harga tersebut menjadi salah satu perhatian Pemprov NTB. Gubernur NTB Zulkieflimansyah mengeluarkan peraturan gubernur (Pergub) Nomor 9 Tahun 2022 tentang Penyelenggaraan Usaha Jasa Akomodasi.

Kepala Dinas Pariwisata Provinsi NTB mengatakan, hal tersebut dilakukan untuk menciptakan suasana yang baik dalam setiap event internasional, kepastian kepada masyarakat terkait harga penginapan dan juga membuka kesempatan lebih luas masyarakat untuk menonton event internasional.

“Di dalam Pergub Sudah diatur bahwa pada zona dimana event berlangsung masih diperkenankan maksimal kenaikan tarif kamar hingga tiga kali, kemudian zona yang lebih luar dua kali. zona terjauh dari area event kenaikan maksimal 1 kali dari harga normal,” jelas Yusron.

Mengenai kenaikan harga tersebut, Yusron menekankan harus dibarengi dengan peningkatan kualitas pelayanan, pengembangan atraksi dan paket berwisata yang ditawarkan oleh penginapan tersebut.

Sementara itu, Gubernur NTB DR H Zulkieflimansyah beberapa waktu lalu mengatakan, jika tarif kamar hotel tidak terkontrol atau di luar kendali dikhawatiran akan berdampak pada citra daerah. Misalnya tarif hotel naik tujuh sampai 10 kali lipat dari harga biasanya, tamu atau penonton event olahraga di Sirkuit Mandalika akan kapok datang ke Lombok.

Selain itu, menurut gubernur, calon penonton tidak perlu khawatir soal ketersediaan akomodasi jelang MotoGP. Ia optimistis, akomodasi bukan menjadi persoalan yang serius. Sebab, calon penonton MotoGP bisa mengisi kamar-kamar hotel nonbintang, homestay, menyewa rumah-rumah warga, atau memasang tenda di lokasi yang disediakan. (red/lm)

Keterangan foto: Aldi’s Bungalow, salah satu penginapan di kawasan Mandalika (Foto: dok. Edi Wiranata/LM)