Lensamandalika.com – Kondisi Ade Armando yang mendapat kekerasan fisik saat demonstrasi mahasiswa di depan Gedung DPR RI, Senin (11/4), disebut sempat muntah, kepala dijahit.
Kendati demikian, Ade Armando masih dapat diajak bicara, baik dengan dokter maupun rekan-rekan yang menjenguknya di rumah sakit (RS).
Sigit Widodo, rekan Ade Armando di Pergerakan Indonesia untuk Semua (PIS) mengabarkan Ade saat ini sudah dibawa ke ruang High Care Unit (HCU). Ade dibawa ke ruang HCU tepat pukul 21.00 WIB untuk mendapat perawatan lebih lanjut.
“Tadi Bang Ade [Armando] sudah ditangani dan sempat bertemu dengan teman-teman yang menjenguknya,” kata Sigit mengutip CNNIndonesia.com pada Senin (11/4) malam.
“Ada luka cukup parah di bagian kepala dan mukanya lebam. Meski luka parah tapi beliau masih bersemangat dan bisa diajak bicara dengan baik. Tepat pukul 21.00 tadi beliau dipindahkan ke HCU,” ujarnya menjelaskan.
Lelaki yang juga juru bicara Partai Solidaritas Indonesia (PSI) ini mengabarkan Ade sempat muntah-muntah. Kepalanya juga mendapat jahitan. Hanya saja Sigit tak tahu berapa jumlah jahitan tersebut.
Kapolda Metro Jaya, Irjenpol Fadil Imran mengatakan pihaknya akan melakukan penangkapan bila pelaku tidak menyerahkan diri. Namun, ia belum membeberkan identitas pelaku
“Untuk para pelaku, kami sudah identifikasi kelompoknya sekaligus orang-orangnya, mungkin besok kami akan lakukan upaya penegakan hukum, kita umumkan identitas pelaku. Jika tidak menyerahkan diri kami lakukan penangkapan,” ujar Fadil.
Sebelumnya, Ade babak belur dihajar massa saat hadir di lokasi demonstrasi menolak penundaan Pemilu 2024 di depan Gedung DPR/MPR, Jakarta, Senin (11/4).
Ade diketahui sejak lama menjadi bagian dari aktivis yang mendukung kepresidenan Jokowi dengan ragam komentar kontroversialnya.
Pada gelaran demo 11 April ini, dia mengaku hendak turun ke lapangan untuk menyatakan dukungannya terhadap aspirasi massa Badan Eksekutif Mahasiswa Seluruh Indonesia (BEM SI) itu.
Alih-alih diapresiasi, dia menjadi bulan-bulanan massa. Ade limbung di tengah kerumunan massa sebelum dievakuasi oleh belasan petugas kepolisian. (red/lm)