Lensamandalika.com – Ramai diberitakan di berbagai media online, sekelompok warga Dusun Lancing, Desa Mekar Sari, Kecamatan Praya Barat, Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat (NTB) dibuat geram oleh sikap pihak Manajemen Tampah Hill yang diduga memerintahkan 4 orang security  untuk membuka dan menurunkan mesin pengeras suara TOA Musholla Nurul Iman di dusun setempat.

”TOA Mushola diturunkan dan dibawa oleh sejumlah orang security yang disuruh oleh Manajer Tampah Hill pak Imam. Kejadiannya kemarin (Rabu sore, 27/4/2022) sebelum buka puasa, TOA sudah diturunkan dan dibawa kabur oleh Security Tampah Hill,” ungkap Balok, warga Dusun Lancing Desa Mekar Sari, Kamis, (28/4/2022).

Karena tidak terima terhadap sikap pihak manajemen Tampah Hill, warga langsung melaporkan kejadian mesin TOA yang diturunkan dan dibawa kabur oleh Security Tampah Hill ke Polres Lombok Tengah.

”Kami akan melapor ke Polres Lombok Tengah, ini masalah agama, masalah pencurian. Dan selama ini kami tidak dikasih mengumandangkan Azan dan Tadarusan menggunakan pengeras suara. Sedangkan mereka (Tampah Hill) bebas karaoke dengan suara keras setiap malam sampai tengah malam yang menyebabkan anak istri kami tidak bisa tidur,” ujar Usup, warga Dusun Lancing, Desa Mekar Sari mengutip tribunlombok.net.

Terkait hal tersebut, General Manager Tampah Hill kepada Lensa Mandalika melalui keterangan tertulisnya, Kamis (28/4/2022) menyayangkan ramaianya pemberitaan yang di lakukan secara sepihak tanpa terlebih dahulu melakukan konfirmasi kepada pihaknya.

“Sejujurnya apa yang sebenarnya terjadi di lapangan berbeda dan sangat bertolak belakang dengan apa yang diberitakan tersebut, dikarenakan saya sendiri yang bertemu langsung dengan masyarakat Lancing yang di wakili oleh BPD dan menjelaskan kesalah pahaman yang terjadi,” jelasnya.

Dirinya menegaskan bahwa tidak ada kejadian yang menyebutkan pihaknyamemberikan instruksi kepada team security untuk menurunkan toa masjid.

“Bagaimanapun saya pribadi juga mengerti agama dan adab serta akhlak, yang sangat tidak mungkin memberikan instruksi untuk melakukan hal yang sangat bertolak belakang dengan agama Islam yang saya anut,” tegasnya.

Demi meluruskan hal tersebut, pihaknya sudah memberikan keterangan melalui telepon kepada Kapolres Lombok Tengah bahwasanya pihak Tampah Hills hanya bermaksud untuk menyumbang dana ke Mushola, yang secara kebetulan diterima oleh takmir Mushola itu sendiri dan yang bersangkutan juga salah satu karyawan Tampah Hills sebagai Security.

“Dan kemudian dari dana tersebut takmir membicarakan dengan panitia lainnya untuk membeli perlengkapan sound system untuk Mushola. Lalu takmir tersebut bersama mekanik melakukan penggantian sound system dari yang lama dengan yang baru, akan tetapi sepertinya ada beberapa warga yang sangat tidak setuju atas penggantian tersebut dan Pak BPD menyarankan kepada kami jika ingin memberikan sumbangan apapun harus melalui Kadus dan BPD,” terangnya.

Dikatakannya, hal tersebut ternyata menimbulkan kegaduhan dan beberapa warga mendatangi Tampah hills untu meminta penjelasan atas hal tersebut.

“Tentu saja saya memberikan keterangan sesuai fakta dan juga kamipun memohon maaf sekiranya cara kami menyampaikan sumbangan ke masjid tidak sesuai prosedur,” jelasnya.

Diakuinya, pihaknya tidak hanya mensupport masjid di Lancing, tetapi diberikan juga kepada masjid Pendem maupun Tampah yang juga diterima dengan baik oleh pihak Takmir dan tidak menimbulkan kegaduhan sama sekali.

“Jadi, kami mohon jika berita muncul tidak sesuai dengan faktanya, kami sudah jelaskan hal yang sebenarnya seperti tersebut diatas. Mudah-mudahan kita semua terhindar dari dosa fitnah, karena sesungguhnya Fitnah itu lebih kejam daripada pembunuhan. Aamiin Yaa robb alamiin,” pungkasnya. (red/lm)