Lensamandalika.com – Penyebaran virus Penyakit Mata dan Kuku (PMK) yang menyerang sapi di Kabupaten Lombok Tengah semakin meluas. Awal ada 67 ekor sapi kini menjadi 150 ekor dan telah dinyatakan positif terjangkit virus PMK namanya.

“Kemarin ada 67 ekor, tapi sekarang bertambah di kecamatan lain di Lombok Tengah,” ungkap Kepala Dinas Pertanian Lombok Tengah, Taufiqurrahman.

Berdasarkan hasil laporan petugas lapangan bahwa per hari Kamis kemarin, virus ini sudah masuk ke wilayah Kecamatan Jonggat di Desa Barejulat dan Desa Puyung.

Kemudian berdasarkan hasil laboratorium yang dikirim ke Laboratorium Denpasar Bali, ditemukan bahwa 1 positif dan 6 negatif dari jumlah sampel yang diserahkan.

“Ini sudah ada positif,” bebernya.

Sementara itu, mengenai dengan pengobatan yang dilakukan dinas sementara ini dilakukan langkah awal seperti penyemprotan disinfektan di masing-masing kandang. Dan langkah selanjutnya pun untuk pencegahan ia akan melakukan penutupan pasar hewan terutama sapi seperti yang ada di Pasar Sapi Gerantung, Kecamatan Praya Tengah dan Barebali, Kecanatan Batukliang.

“Penutupan mulai kemarin sampai tiga Minggu kedepan,” katanya.

Daging Sapi terkena virus PMK masih bisa dikonsumsi

Meski penyebaran penyakit kian cepat, namun daging sapi yang terkena virus PMK masih bisa dikonsumsi. Hal tersebut diungkapkan oleh Plt Kepala Balai Veteriner Boyolali Deni Raditya Febriandi.

“Dagingnya aman untuk dikonsumsi. Asal disingkirkan bagian kepala, saluran pencernaan, sama kuku. Jadi masih ada 50 persen dari bagian ternak yang bisa dimanfaatkan,” jelas Deni, Kamis (12/5/2022).

Deni menyebut dengan menyembelih hewan ternak yang terjangkit PMK, maka peternak secara tidak langsung ikut mencegah penularan penyakit tersebut ke ternak lainnya.

Meskipun boleh disembelih, tetapi Deni memberikan catatan bahwa hewan ternak yang terjangkit PMK bakal mengalami penurunan berat badan serta produksi susu.

“Penurunan berat badan bisa sampai 15 persen. Itu kalau misal dihitung populasi di Indonesia, kita bisa kehilangan sekian juta ton daging. Produksi susu juga hampir 50 persen hilang,” jelas Deni mengutip Bisniscom.

Untuk mencegah penularan, Deni mengimbau peternak untuk bisa menjaga kebersihan ternak dan kandang.

“Bagi peternak yang hewannya masih sehat pun kita sarankan untuk tidak menambah ternak baru,” jelasnya.

Virus PMK menular dari udara

PMK sendiri hanya menulari hewan berkuku belah seperti sapi dan kambing. Sehingga peternak tidak perlu khawatir bakal tertular.

Namun demikian, Deni mengimbau peternak untuk berhati-hati. Karena virus penyebab PMK tersebut menyebar melalui udara. Bukan tidak mungkin secara tidak sadar peternak menjadi medium penyebaran virus karena sering berpindah dari satu kandang ternak ke kandang lainnya.

“Ternak yang positif PMK harus dipisahkan dengan ternak yang lain. Nanti diberi pengobatan anti radang, anti panas, antibiotik. Pengobatan suportif seperti vitamin juga bisa. Kandang itu didesinfeksi, peternaknya juga sama,” jelas Deni. (red/lm)