Lensamandalika.com – Video call sex oknum Pegawai Negeri Sipil (PNS) pejabat di Dinas Sosial Pemberdayaan, Perlindungan Perempuan dan Anak (Dinsos P3A) KLU beredar.

Dalam video berdurasi 5 menit 10 detik itu, oknum pejabat perempuan berinisial RA yang merupakan seorang Kepala Bidang (Kabid) tengah memperlihatkan payudaranya, disertai penis pria pasangannya. Sontak video ini membuat geger masyarakat.

Video tersebut beredar di situs youtube dan diunggah oleh Channel Koy Otakmu Indo Virall. Hingga berita ini dimuat, video tersebut telah ditonton oleh 381 pengguna. Melalui video tersebut, diketahui oknum pejabat itu telah bersuami.

Wakil Bupati KLU Danny Karter Febrianto yang dikonfirmasi mengenai hal ini belum bersedia berkomentar panjang. Ia berdalih belum mengetahui hal tersebut.

“Saya belum tahu. Kita lihat saja nanti,” cetusnya.

Sementara itu Penjabat Sekretaris Daerah KLU Anding Duwi Cahyadi juga mengaku belum mengetahui pasti terkait video tersebut. “Jika benar itu adalah aib bagi Kabupaten Lombok Utara,” sesalnya.

Untuk memastikan video itu benar atau tidak, pihaknya saat ini tengah menunggu penyelidikan di Kepolisian. Di samping itu pihaknya juga membentuk tim untuk memeriksa kebenarannya.

“Saat ini kita tunggu saja hasilnya,” ujar Sekda.

Jika nantinya hasil pemeriksaan benar bahwa di video tersebut adalah RA maka tentu kata Anding akan ada konsekuensi. “Tentu kita akan berikan sanksi sesuai aturan yang berlaku,” tandasnya.

Anding mengingatkan seluruh ASN dan tenaga kontrak supaya lebih bijak menggunakan media sosial. Jangan sampai hal yang bersifat privasi justru terekspose keluar sehingga merugikan personal, keluarga, bahkan institusi itu sendiri. Apalagi ASN merupakan figur yang harus dicontoh oleh masyarakat.

Dan jika video yang terlanjur tersebar itu benar adanya, ini merupakan aib bagi KLU, selanjutnya harus ditutupi dan menjadi pelajaran bagi semua untuk introspeksi diri supaya jadi pribadi yang lebih baik lagi.

“Media sosial ini kadang-kadang sepele tapi konsekuensinya berat. Makanya hal-hal privasi jangan sampai terekspose. Kita punya itu ada ruang-ruang gelap dan juga ruang-ruang terang ya saya kira kita paham semua untuk itu, makanya dalam gunakan teknologi dan informasi kita harus bijak mana yang memang layak kita dokumentasi mana yang tidak apalagi ASN ini adalah publik figur untuk itu mari kita saling menjaga,” pungkasnya mengutip Radar Lombok. (red/lm)