Lensamandalika.com – Puluhan korban luka luka akibat gempa bumi dan tsunami dievakuasi oleh tim gabungan tanggap darurat bencana di kawasan Ekonomi Khusus Kuta Mandalika, tepatnya di desa Kuta kecamatan Pujut Lombok Tengah, Kamis (28/7/2022) kemarin.

Pelaksanaan evakuasi korban bencana tersebut merupakan bagian dari kegiatan latihan simulasi tanggap darurat bencana gempa dan tsunami tahun 2022 yang diinisiasi oleh Asia Pacific Alliance for Disaster (APAD) Bali Nusra dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) yang melibatkan unsur TNI, Polri dan Stakeholder terkait di kabupaten Lombok Tengah.

Dandim 1620/Loteng, Letkol Inf I Putu Tangas Wiratawan mengatakan, latihan simulasi dilakukan dalam rangka untuk mengantisipasi dan kesiapan kesiagaan untuk melatih masyarakat dalam menghadapi hal hal yang tidak diinginkan ketika bencana gempa bumi dan tsunami melanda wilayah Kuta Mandalika.

“Oleh karena itu, kita yang sudah melaksanakan latihan simulasi ini minimal bisa menerapkan apabila terjadi bencana gempa bumi dan tsunami sehingga kita yang berada di wilayah masing masing tidak panik,” ujarnya.

Menurutnya, dari kejadian bencana alam gempa bumi dan tsunami berjarak 22 – 30 menit sehingga jeda waktu tersebut masih ada waktu kita semua untuk saling mengamankan diri masing masing.

“Harapannya dengan latihan simulasi ini baik masyarakat dan kita semua tahu apa yang harus kita lakukan ketika bencana melanda, namun mudah mudahan bencana itu tidak ada dan tidak akan pernah ada lagi,” harapnya.

Sementara itu, koordinator program Bali Nusra APAD Indonesia Anton Roy Purnama mengatakan, latihan simulasi melibatkan seluruh stakeholder dan masyarakat sekitar serta para aktor pariwisata yang ada di KEK Mandalika.

“Dengan tujuan untuk menyiapkan diri, masyarakat dan stakeholder yang ada di kawasan mandalika dalam menghadapi gempa bumi dan tsunami,” terangnya.

Anton menjelaskan, bahwa wilayah Lombok bagian selatan khususnya Kawasan Ekonomi Khusus Kuta Mandalika merupakan pertemuan lempeng Indo Australia yang memiliki potensi kegempaan yang cukup besar.

“Tentunya banyak juga hotel dan homestay yang perlu kita perhatikan keselamatan tamunya sebagai salah satu komitmen dari kek Mandalika dalam pelayanan kepada tamu dan wisatawan yang datang ke KEK Mandalika ini,” ujarnya.

Sekjen Mandalika Hotel Association (MHA), Rata Wijaya yang turut menghadiri kegiatan tersebut mengucapkan rasa terimakasihnya terkhusus kepada kepada APAD yang sudah menginisiasi dan mendanai kegiatan tersebut.

“Kami ucapkan terimakasih juga terhadap para pihak yang terlibat seperti Basarnas, BPBD, Pemkab Lombok Tengah Relawan Desa dan semua pihak yang terlibat,” katanya.

Daikuinya, kegiatan tersebut sangat penting dan harus rutin dilakukan untuk memastikan kesiapan terhadap situasi kegawat daruratan bencana.

“Sebagai destinasi super prioritas, mandalika wajib menjamin rasa aman bagi pengunjungnya,” ujarnya.

Dirinya memberikan beberapa catatan kecil diantaranya volume sirine, pihak yang terlibat harus lebih banyak, serta Infrastruktur penunjuk arah ke titik-titik evakuasi harus diperbanyak

Ancaman terbesar kita di Mandalika, kata Rate sapaan akrabnya adalah mega trust magnitudo 8.5 disertai tsunami yang menyasar ke arah selatan Bali Nusra.

“Lombok adalah sasaran empuk terutama di daerah pesisir, kita harus bersiap, tidak boleh promosi saja tanpa diimbangi dengan kesiapan mitigasi bencana,” tegasnya memungkasi keterangannya. (red/lm)

Keterangan gambar: Tim gabungan tanggap darurat berusaha menyelamatkan warga dan wisatawan pada kegiatan simulasi mitigasi bencana di Mandalika (Foto: dok.ist)