Lensamandalika.com – Pemda KLU bakal melakukan uji coba one gate system untuk penyeberangan menuju Gili Tramena (Trawangan, Meno dan Air).

Wakil Bupati KLU Danny Karter Febrianto mengatakan bahwa pihaknya memilih opsi ini guna meningkatkan pengawasan orang dan barang masuk gili.

“Ini demi keamanan dan kenyamanan bersama,” ujar Danny usai melakukan rapat dengan OPD di aula kantor bupati, Senin (8/8).

One Gate System ini jelasnya akan mulai diuji coba pada Senin pekan depan. Mekanismenya yaitu wisatawan yang datang menggunakan kapal cepat dari Bali akan diperiksa di Pelabuhan Bangsal. Selesai pemeriksaan di  Pelabuhan Bangsal wisatawan kemudian akan dibawa ke Gili menggunakan kapal publik milik Koperasi Karya Bahari atupun yang lainnya.

Selanjutnya untuk balik lagi ke Bali, bisa langsung dari Gili menggunakan dermaga di masing-masing Gili. Uji coba one gate system ini akan diberlakukan selama sebulan dan setiap pekan akan dievaluasi.

“Nanti kelebihan dan kekurangan itu akan dilihat guna penyempurnaan ke depan,” tegasnya.

Danny mengaku bahwa jika wisatawan dari Bali langsung ke Gili maka pihaknya sulit untuk melakukan pengawasan. Jika ini terus dibiarkan maka akan berdampak pada keamanan dan kenyamanan.

“Itu jadi catatan penting kenapa one gate system ini diberlakukan,” pungkasnya.

Selain demi keamanan, tujuan lainnya juga adalah untuk lebih menghidupkan kawasan di sekitar Pelabuhan Bangsal. Dengan begitu masyarakat sekitar Pelabuhan Bangsal juga bisa merasakan manfaat.

“Berbicara wisata Lombok Utara tidak melulu hanya di ketiga pulau itu saja,” bebernya.

Kapolres KLU AKBP I Wayan Sudarmanta mengatakan tiga Gili merupakan kawasan konservasi dan orang yang masuk ke sana selama ini sulit untuk diawasi dari aspek keamanan. Baik itu orang maupun barang bawaan.

Adanya one gate system di Pelabuhan Bangsal, dirasa bisa memudahkan monitoring yang dilakukan pihak Kepolisian.

“Berkaitan one gate ini kita akan lakukan screening mengacu kejadian kebakaran kemarin, wisman mabok kecubung, itu semua jadi bahan evaluasi kita supaya diperiksa ketat di Bangsal jika sudah bersih baru bisa masuk ke tiga Gili,” katanya.

Adapun jika wisatawan ingin meninggalkan Gili maka kata Sudarmanta bisa secara langsung ke Bali menggunakan kapal cepat. Artinya tidak harus kembali lagi ke Pelabuhan Bangsal untuk diperiksa.

“Untuk efisiensi dan kapasitas Bangsal kan tidak terlalu besar untuk bongkar muat. Jadi kemungkinan bongkar di Bangsal dan muat di Gili langsung ke Bali. Tetapi nanti kita lihat. Jika memang bisa bongkar muat di Bangsal itu lebih bagus lagi,” ujarnya.

Kepolisian, lanjut I Wayan memiliki tujuan semata-mata selain faktor keamanan juga bagaimana supaya pariwisata khususnya di Bangsal bisa bangkit. Sebab menurutnya, potensi pariwisata KLU ini cukup besar karena merupakan kabupaten yang berdekatan dengan Bali.

“Kabupaten di NTB yang memiliki kans paling besar dari sisi pariwisata yaitu KLU karena sangat dekat dengan Bali. Makanya kita ingin dorong ini supaya bisa lebih baik ke depan,” pungkasnya.

Seperti diketahui, kebijakan ini bertolak belakang dengan kebijakan sebelumnya yang sudah diputuskan oleh Bupati Djohan Sjamsu, agar wisatawan tak perlu mampir dahulu di Bangsal, karena prosesnya terlalu panjang. Padahal, bisa langsung ke Gili.

“Kalau kita pindah ke daratan prosesnya terlalu panjang,” ujar Bupati awal Juni lalu.

Wisatawan sebut Djohan harus mendapatkan pelayanan yang terbaik ketika berkunjung ke KLU terutama ke Gili, sebab wisatawan merupakan salah satu penyumbang bagi pendapatan asli daerah (PAD). Djohan pun menyesalkan aksi pengadangan yang dilakukan oknum ketika wisatawan akan sandar secara langsung ke Gili beberapa waktu lalu itu. (red/lm)