Lensamandalika.com – Sebuah pemberitaan dari media online swasta nasional dinilai cukup mencederai insan pariwisata di Pulau Lombok. Artikel berjudul ‘Lombok Masih Berkutat dengan Masalah Hotel dan Tak Ramah Turis’ yang dimuat pada Kamis (22/9/2022) dinilai terlalu tendensius dan memuat keterangan yang tidak sesuai dengan fakta terkini.
Sebut saja pengalaman media online swasta nasional tersebut yang menyatakan pada tahun 2016 pulau Lombok masih memiliki daerah rawan kriminal yang berbanding terbalik dengan Bali.
Aksi catcalling yang belakangan viral diunggah melalui media sosial tiktok juga tidak luput dari bahasan media tersebut. Selain itu disebut juga terdapat aksi menyembunyikan kamar dan menaikkan harga suka-suka seperti pada gelaran MotoGP Mandalika pada bulan Maret lalu.
Menyikapi hal tersebut, Kepala Dinas Pariwisata Provinsi NTB, Yusron Hadi mengatakan agar jangan terlalu berlebihan dalam memberikan penilaian.
“Jangan ganggu pariwisata NTB, kalau ada kurang-kurang kami di dalam tetap berbenah,” tegasnya.
Dikatakannya, semua hal terdapat kelebihan dan kekurangannya dan mengajak agar lebih banyak membagikan berita-berita positif demi semakin majunya pariwisata Indonesia khususnya di Provinsi NTB.
“Bila kita sepakat memajukan pariwisata Indonesia, mari kita saling dukung. Perlu optimisme kolektif kita semua membangun pariiwsata,” imbuhnya.
Dia mengatakan saat ini pariwisata NTB sedang naik daun sehingga kejadian-kejadian yang telah diperbaiki, diungkit kembali untuk menjatuhkan.
“Makin tinggi sebuah pohon, makin kencang angin yang menerpanya. Ini ujian untuk pariwisata NTB lebih tertancap di hati kita semua. Semua ini cobaan buat pariwisata NTB naik tangga,” pungkas Kepala Dinas yang selalu enerjik itu kepada Lensa Mandalika, Jumat (23/9/2022).
Sementara itu, ketua Masyarakat Sadar Wisata (Masata) DPC Lombok Tengah, Lalu Sandika Irwan mengatakan Etos dan eros masyrakat wisata sudah jauh membaik hari ini dibandingkan tahun-tahun yang lalu yang menjadi acuan media tersebut.
“Dalam temuan penelitian saya, persepsi masyarakat sudah semakin membaik yang diikuti dengan kemauan berpartisipasi sangat signifikan,” sebutnya.
Salah satu indikatornya, kata Sandy sapaan akrabnya adalah kemauan menjadi relawan pada event WSBK 2022 di Sirkuit Mandalika pada 11-13 November mendatang yang angkanya tembus 4ribu lebih.
“Yuuk perkuat kolaborasi antar hexahelix,” ungkapnya.
Salah seorang pelaku pariwisata di Lombok Tengah, Zohri mengatakan lebih banyak wisatawan yang mendapat kesan baik saat berlibur di Lombok ketimbang yang mendapat kesan tidak baik.
“Yang dapat pengalaman buruk hanya segelintir dari jutaan yang tersenangkan dan bahagia di Lombok. Kenapa pemberitaannya harus di lebih-lebihkan,” katanya.
“Di Bali saya yakin ada juga oknum-oknum seperti, tapi mereka rapi menutupinya,” pungkasnya. (red/lm)