Lensamandalika.com – Rumah sakit Mandalika yang terletak di Desa Sengkol, Kecamatan Pujut Kabupaten Lombok Tengah yang digadang-gadang berstatus internasional dan akan menjadi salah satu instrumen pendukung penyelenggaraan WSBK dan MotoGP di sirkuit mandalika, nyatanya kini tidak sesuai ekspektasi.
Bahkan pada gelaran World Superbike (WSBK) 2021 dan MotoGP 2022, RS Mandalika belum bisa menjadi rujukan penyelenggara jika terjadi hal-hal genting mengenai kesehatan pembalap.
Seperti diketahui pada MotoGP 2022, RSU Provinsi NTB menjadi RS rujukan yang ditunjuk. Masih segar di ingatan ketika pembalap Repsol Honda Marq Marquez mengalami kecelakaan fatal dan diterbangkan ke RSU Provinsi NTB di Mataram menggunakan helikopter.
Keadaan tersebut sangat disayangkan oleh Ketua Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) komisariat Kecamatan Pujut, Sufrianto.
“Ini dulunya Rumah Sakit Mandalika bertaraf international. Sekarang melihat kondisinya yang masih sepi, apakah masih bisa dibilang taraf internasional,” katanya kepada media ini, Kamis (22/9/2022) kemarin.
Sejauh ini kata Antok sapaan akrabnya, Direktur RS Mandalika pernah menyampaikan di media bahwa hanya melakukan pelayanan untuk IGD, vaksinasi, testing swab dan beberapa hal ringan lainnya.
“Lalu bagaimana dengan awal niat pembangunannya yaitu sebagai RS untuk menopang gelaran motogp mandalika, sedangkan kemarin saja dilimpahkan ke RS provinisi,” ungkapnya heran.
saya masih mempertanyakan apa yang bisa kita sebut sebagai rs international?
Sepemahamannya, Rumah Sakit Mandalika sesuai dengan SK dari Dinas Kesehatan NTB bertugas untuk pelayanan kesehatan di Range 3 yang menyasar kepada penonton MotoGP dan dan pengunjung Mandalika, namun hingga kini RS Mandalika dinilainya tak ada perkembangan.
“Dengan nilai pembangunannya yang fantastis, sangat disayangkan dalam impelementasinya RS ini hanya bersifat lokal dan kurang berkembang,” tegasnya
Dirinya merekomendasikan agar RS Mandalika dijadikan Rumah sakit umum dan mengcover rujukan BPJS seperti rumah sakit milik pemerintah lainnya. Sehingga bisa memudahkan masyarakat yang akan berobat.
“Dengan begitu bisa mengcover empat puskemas yang ada di kecamatan Pujut. Puskesmas Awang, Puskesmas Kuta, Puskesmas Teruwai dan Puskesmas Sengkol,” imbuhnya.
Dirinya menilai pemerintah provinsi NTB tidak konsisten dengan rencana awal pembangunan RS Mandalika. Dikatakannya, hingga setahun diresmikan, RS Mandalika belum memiliki kontribusi yang signifikan bagi kesehatan Masyarakat.
“Selama setahun ini, pejabat-pejabatnya ngerjain apa,” ungkapnya.
Dirinya menyarankan, agar pengelolaan maksimal bisa diserahkan ke pemerintah kabupaten Lombok Tengah terkait pengelolaannya. Hal tersebut agar tenaga kesehatan yang bisa diakomodir juga bisa lebih banyak.
Memang persiapannya sejak awal dipaksakan. Kalau sudah siap, harusnya tidak jalan ditempat seperti sekarang ini,” pungkasnya.