Lensamandalika.com – World Superbike 2022 di Sirkuit International Mandalika sukses digelar. Selama pelaksanaannya dari tanggal 11 hingga 13 November, cuaca sangat terik dan tidak ada kendala berarti dalam jalannya balapan.
Selama gelaran WSBK Mandalika, suhu panas mencapai angka 36 derajat celcius, dengan suhu permukaan lintasan sirkuit mandalika yakni 60 derajat celcius.
Setelah suksesnya gelaran WSBK di Sirkuit Mandalika yang menetapkan Alvaro Bautista sebagai Juara Dunia, ramai disebut di jagat maya, salah satu faktornya karena peran pawang hujan lokal yang bekerja dalam diam, tidak terekspose selayaknya Pawang Hujan Rara pada gelaran MotoGP pada Maret lalu.
Meski sejumlah wilayah di Pulau Lombok, lebih khusus lagi di Kabupaten Lombok Tengah diguyur hujan, kawasan Sirkuit Mandalika tetap bertahan dengan panas yang cukup menyengat selama tiga hari berturut-turut gelaran WSBK Mandalika. Hujan hanya terjadi pada Kamis (10/11/2022) sore saat dilakukan track inspection oleh para pembalap dan tim.
Ketua Solidaritas Warga Inter Mandalika (SWIM), Lalu Alamin dengan gamblang menyebut bahwa pawang hujan lokal yang menjadi salah satu faktor sukses gelaran WSBK Mandalika 2022 adalah sosok Amaq Daud atau nama aslinya Damai Santoso.
“Dia adalah warga Desa Bangket Parak, Kecamatan Pujut, Kabupaten Lombok Tengah,” kata Lalu Alamin.
Dikatakan Lalu Alamin, Damai Santoso dalam kesehariannya adalah sorang petani namun dikenal sebagai ahli ritual.
“Dia adalah pawang hujan lokal yang berkat izin Tuhan Yang Maha Esa membuat cerah Mandalika selama event WSBK berlangsung,” tegasnya.
Keberadaan Amaq Daud kata Lalu Alamin membuktikan bahwa warga tempatan memiliki kapasitas dan kesiapan dalam segala hal untuk menjadi tuan rumah sekaligus pelaku di KEK Mandalika.
“Dari hal yang mistis, intelek, sadis ataupun romantis, kami bisa,” tegasnya.
Ketua Karang Taruna Kecamatan Pujut, Sri Anom Putra Sanjaya juga membenarkan keberadaan Amaq Daud sebagai pawang hujan lokal dibalik cuaca cerah yang menyelimuti kawasan Mandalika selama tiga hari pelaksanaan balapan World Superbike.
“Amaq Daud sudah dua kali pasang badan di Sirkuit Mandalika, alhamdulillah sesuai harapan. pertama ketika hadirnya Pak Presiden, kedua saat event WSBK ini,” katanya.
Anom sapaan akrabnya mengungkapkan perbedaan Amaq Daud dengan Pawang Rara dalam ritualnya menghalau hujan di Mandalika. Dikatakannya, Amaq Daud bekerja dalam diam namun terbukti menghadirkan cuaca cerah sepanjang berlangsungnya event.
“Kalau Pawang Rara ya kita tahu sendiri, pada Event MotoGP show off terus kerjanya, bukannya cerah malah hujan lebat disertai petir,” kelakarnya.
Anom menegaskan, keberadaan Amaq Daud sebagai salah satu faktor sukses digelarnya WSBK Mandalika membuktikan bahwa Kecamatan Pujut mempunyai sumber daya yang lengkap dan kaya. (red/lm)
Keterangan foto: Amaq Daud Alias Damai Santoso, Pawang Hujan Lokal dibali suksesnya gelaran World Superbike di Sirkuit Mandalika (Foto: dok.ist))