Lensamandalika.com – Karang Taruna Desa Segala Anyar bekerjasama dengan Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (DLHK) Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) melaksanakan sosialisasi pengelolaan sampah organik selama dua hari, Rabu-Kamis (23-24/11/2022) bertempat di aula kantor desa setempat.
Sosialisasi tersebut menyasar anggota karang taruna dan pemuda setempat, selain itu juga diikuti oleh para ketua RT, kepala dusun hingga kader posyandu.
Seluruh peserta tampak antusias mengikuti acara tersebut, terbukti dengan permintaan mereka agar pihak desa bisa segera menindaklanjuti sosialisasi tersebut dengan tindakan nyata.
Sosialisasi tersebut menghadirkan praktisi pengelolaan sampah, pada hari pertama dihadiri oleh Direktur bank Sampah Bintang Sejahtera (BSBS) NTB, Syawaludin yang memberikan pemahaman kepada para peserta agar sampah bisa diolah dan dipilah, tidak hanya dibuang dan tidak dimanfaatkan.
Syawaludin memperkenalkan prinsip dasar pengelolaan sampah dengan melakukan 3R, Reduce,Reuse dan Recycle dengan terlebih dahulu masyarakat mengurangi sampah dengan tidak melakukan konsumsi berlebihan sehingga tidak mubazir.
Dilanjutkan dengan Reuse yakni menggunakan kembali barang-barang yang masih bisa dipakai. Selanjutnya Recycle, yaitu mendaur ulang sampah.
“Jika dikelola dengan baik, sampah ini sebenarnya musibah. Namun ada tumpukan berkah di dalamnya,” kata Syawal.
Peserta pelatihan juga dibekali materi pembentukan kelembagaan pengelolaan sampah di desa. Pemerintah desa berencana mendirikan Lembaga pengelola sampah di bawah BUMDES dengan support dari karang taruna, kader posyandu dan PKK.
Hari kedua, Kamis (24/11/2022), peserta kedatangan pemateri yakni Lalu Edi Gunawan yang merupakan pimpinan Bank Sampah Look Up Agro yang memanfaatkan sampah organik untuk pengembangbiakan black soldier fly (BSF) menjadi magot.
Selain itu, Lalu Edi Gunawan juga memberikan pemahaman mengenai cara mengolah sampah organic menjadi kompos. Banyak metode yang ditawarkan untuk mengelola sampah organik seperti, tong komposter, Takakura dan metode tradisional pembuatan lelongkak.
“Mengolah sampah organik dengan BSF atau lalat hitam menjadi magot sangat banyak manfaatnya. Selain menjadi pupuk organik dengan menghasilkan kompos, produk utamanya adalah magot BSF yang bernilai ekonomis, bisa sebagai makanan ikan, umpan memancing juga pakan ternak,” jelasnya.
Masyarakat sangat antusias mengikuti pelatihan ini. Sekdes Segala Anyar yang juga mengikuti langsung pelatihan tersebut mengajak pemuda melalui karang taruna untuk duduk Bersama membahas pembentukan Lembaga pengelola sampah di desanya setelah pelatihan ini selesai.
“Kedepan kami akan segera membuat bank sampah dan turunan usahanya, mudah-mudahan dengan begitu bisa menyerap lapangan kerja serta menjadi salah satu sumber PADes di Desa Segala Anyar,” harapnya.
Dirinya sangat mengapresiasi pihak Bank Sampah Bintang Sejahtera dan BSF Sengkol yang siap diajak bekerjasama dengan pemerintah Segala Anyar.
“Insyaallah akan segera kita wujudkan pembentukan bank sampah di desa Segala Anyar,” pungkasnya. (red/lm)