LensaMandalika- H. Suryadi Jaya Purnama,ST selaku Anggota MPR RI Dapil NTB 2 Pulau Lombok melaksanakan kegiatan Sosialisasi 4 Pilar Kehidupan Berbangsa dan Bernegara di Pondok Pesantren Al-Bina Kabupaten Lombok Barat pada hari Sabtu (29/04/2023).

Acara yang berlangsung sejak pukul 12.00-18.30 WITA tersebut dihadiri oleh kalangan Masyarakat, Mahasiswa maupun dari Pemuda.

Tujuan di selenggarakannya sosialisasi 4 Pilar yaitu untuk memberikan sosialisasi dan pengarahan-pengarahan kepada masyarakat tentang pentingnya menjaga nilai-nilai 4 Pilar kehidupan berbangsa dan bernegara, sehingga dalam fungsi sosial sebagai masyarakat mereka mengetahui perannya sebagai seorang Warga Negara.

Dalam acara Sosialisasi 4 Pilar tersebut H.Suryadi Jaya Purnama atau yang akrab di sapa SJP ini juga menjelaskan tentang tugas masyarakat secara individu maupun kelompok dalam menjaga 4 Pilar Kebangsaan yang dikaitkan dengan konteks kehidupan sehari-hari masyarakat setempat.

Kegiatan Sosialisasi 4 Pilar ini juga merupakan satu kesatuan nilai gerak Berbangsa dan Bernegara yang perlu disosialisasikan kepada segenap warga Negara dalam naungan NKRI agar nilai-nilai dalam 4 pilar tersebut terpatri dalam diri dan benak masyarakat dalam kehidupan mereka sehari-hari.

Kegiatan yang dihadiri oleh sekitar 150 orang peserta tersebut terlihat sangat antusias terutama karena penyampaian SJP dengan bahasa yang sangat artikulatif, mudah di pahami oleh semua kalangan.

Dalam sosialisasi tersebut SJP menegaskakan bahwa 4 Pilar ini sangat penting sebagai identitas bernegara bahkan sebagai jati diri Bangsa Indonesia.

“Empat pilar ini menjadi hal yang sangat penting karena merupakan jati diri bangsa Indonesia, dan jati diri kita sebagai pemuda Bangsa Indonesia. Empat Pilar ini adalah Pancasila, UUD 1945, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika” serunya.

Menurut SJP, Pemuda Islam atau Ummat Islam secara umum adalah warga Negara yang sangat Pancasilais, karena butir-butir Pancasila itu terdapat dalam ajaran Islam yang tercantum dalam Al-Qur’an.

Ia juga mengatakan sejarah perjuangan bangsa membuktikan, orang yang berjuang untuk kemerdekaan Indonesia sebagian besar adalah para Ulama dan Umat Islam, dalam hal ini tentu Pemuda Islam memiliki peranan yang cukup strategis.

Lebih jauh SJP menjelaskan secara khusus tentang UUD 1945. Ia menyampaikan bahwa UUD 1945 ini sudah mengalami amandemen sebanyak 4 kali. Dulu lembaga tertinggi negara adalah MPR. Karena MPR ini bertugas untuk mengangkat dan memberhentikan presiden. Kini, tidak ada lagi lembaga tertinggi Negara, semuanya memiliki posisi yang sama.

“Semua lembaga memiliki tugas pokok dan fungsinya masing-masing. Presiden, DPR, MPR posisinya sama. Sama-sama dalam satu lembaga, yaitu Lembaga Negara ini adalah poin dari amandemen UUD” jelasnya.

Sedangkan NKRI, adalah bentuk negara yang telah disepakati para pendiri bangsa. Keberagaman suku bangsa menyatukan kita semua dengan membentuk Negara Kesatuan, yaitu Republik Indonesia. Menurut SJP, Indonesia adalah contoh penerapan toleransi di seluruh dunia. Karena perbedaan suku dan agama dapat hidup damai secara berdampingan.

“Bhineka artinya perbedaan, sedangkan Tunggal Ika artinya persatuan. Kita memang terlahir berbeda. Di Indonesia saja ada 1.340 suku yang terdiri dari 732 bahasa daerah. Semuanya beragam, karena keberagaman ini adalah takdir. Tugas kita sekarang ini adalah bagaimana untuk mewujudkan persatuan ditengah keberagaman”, tutup Pria berkacamata ini. (Red/Letter A)