lensamandalika.com – Proyek pendirian Kereta Gantung Rinjani di Desa Karang Sidemen, Kecamatan Batukliang Utara, Kabupaten Lombok Tengah, masih menunggu kesiapan dari Pemerintah China. Karena untuk mendatangkan pekerja dari China membutuhkan waktu dan proses yang lumayan lama.
“Pertanggungjawaban atas investasinya di backup Pemerintah China. Jadi tidak sembarangan. Sedangkan untuk mengeluarkan tenaga kerja, Pemerintahan dari China itu membutuhkan proses yang panjang dan ribet,” ucap Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Provinsi NTB, Wahyu Hidayat di Mataram pada Kamis (10/8/23).
Dia menyatakan bahwa saat ini Pemprov masih menunggu tim surveyor untuk melakukan taksiran kebutuhan biaya untuk pendirian Kereta Gantung Rinjani. Setelah tim selesai melakukan survei, akan dilanjutkan dengan penyusunan kebutuhan anggaran dan dokumen
“Kemarin yang kita komuniaksi dengan narahubungnya China, disini untuk DED sudah clear. Ada revisi sedikit, tapi tidak terlalu prinsip,” lanjutnya.
Dia juga menyebut dalam tim survei yang diturunkan oleh investor, memang melibatkan Birokrat China. Sehingga ketika tim survei dari China telah sampai ke NTB melakukan taksiran kebutuhan biaya dan menyelesaikan penyusunan AMDAL untuk diajukan ke Kementerian, maka konstruksi pembangunan Kereta Gantung Rinjani itu dapat mulai dilakukan.
“Jika AMDAL sudah keluar, maka akan mulai dilakukan konstruksi. Tetapi jawaban kapan penyusunannya selesai, hanya tim teknis yang tahu,” sambung Wahyu.
“Tidak dikatakan secara pasti berapa orang timnya. Yang jelas, beberapa orang itulah yang menjadi tim intinya dalam menyusun taksiran harga dan penyusunan AMDAL-nya. Jadi memang kesulitannya itu untuk mengeluarkan Tenaga Kerja dari China,” tambah Wahyu.
Walaupun demikian, Wahyu memastikan investasi Kereta Gantung Rinjani ini tidak akan mengulur waktu. Mega proyek tersebut selalu menunjukkan progres yang bagus, bahkan informasi terbaru, nilai investasi proyek pembangunan Kereta Gantung Rinjani ini naik menjadi Rp 6,5 triliun, dari rencana sebelumnya yang hanya sebesar Rp 2,2 triliun.
“Ketika AMDAL-nya sudah beres, baru bisa menentukan kegiatan lainnya,” jelasnya.
Seperti yang diketahui, pembangunan proyek Kereta Gantung Rinjani mulai dikerjakan sejak 18 Desember 2022. Bahkan peletakan batu pertama atau groundbreaking dilakukan langsung oleh Gubernur NTB, Zulkieflimansyah. Dimana Kereta Gantung Rinjani ini dianggap akan menjadikan Lombok sebagai pusat pariwisata dunia.
Lokasi pembangunan Kereta Gantung Rinjani ini diklaim tidak berada di zona inti Taman Nasional Gunung Rinjani (TNGR). Namun masih berada di kawasan hutan lindung. Mulai dari Karang Sidemen sampai kawasan hutan lindung bagian atasnya. (red/Respa)