lensamandalika.com – Setidaknya sudah empat hari lamanya sebagian besar Desa Janapria Kecamatan Janapria, Lombok Tengah terdampak tidak mendapat aliran air akibat dari kerusakan pipa.
Prihal tersebut, Kepala Unit Pelaksana Teknis (UPT) Perumda Tirtha Ardhia Rinjani Kecamatan Janapria, Zulnaidi langsung mengklarifikasi. Dia menjelaskan bahwa ada perbaikan sambungan pipa di wilayah Pelebur, Kecamatan Batukliang yang menyebabkan terganggunya layanan air.
Dia mengatakan bahwa perbaikan pipa itu dilakukan dari Jumat lalu dan ini yang membuat terganggunya suplai air yang mengakibatkan hampir sebagian desa di Kecamatan Janapria terdampak. Sementara sumber mata air yang dipergunakan berasal dari mata air Sesere.
Adapun desa yang terdampak diantaranya, Desa Pendem, Janapria, Tibu Sisok, Langko, Nunang dan Jelitung sampai Desa Prako.
“Alhamdulilah Sudah selesai tadi malam, sudah keluar airnya tapi debitnya masih kecil, Insya Allah akan mulai normal kembali hari ini,” ucapnya, Selasa (22/8/23).
Sementara itu sejumlah desa dibagian barat Kecamatan Janapria seperti Durian, Kerembong dan Juring bergilir dengan wilayah Kopang yang disuplai dari mata air Tibu Nangklok.
“Itu dua hari sekali bergilir kita alirkan,” lanjutnya.
Sementara beberapa desa masih ada yang belum dapat terlayani oleh PDAM dikarenakan topografi daerah yang tinggi seperti di sebagian Desa Lekor dan Langko. Sedangkan tarif air masih berkisar Rp 2.946 perkubik.
“Sudah empat hari tak ada air yang mengalir, ada tapi kecil alirannya,” kata Suwarlan, salah satu warga Desa Janapria.
Dia mengaku kesulitan untuk mencukupi keperluan memasak dan minum. Sementara itu sekarang dirinya mengandalkan air yang dijual menggunakan gallon untuk konsumsi. Beruntungnya ada air sumur untuk keperluan mandi dan mencuci.
“Sebulan saya bayar air PDAM sekitar Rp 60 sampai Rp 70 ribu,” lanjutnya.
Di tempat yang sama juga dialami oleh warga Janapria lainnya, Baiq Hafsah yang terpaksa harus membeli air galon isi ulang untuk memasak. Setidaknya membutuhkan 2 sampai 3 galon untuk beberapa hari dengan harga Rp 4000 pergalon air isi ulang.
“Ada sih sumber air sumur tapi kan untuk siram halaman dan cuci pakaian. Kalau air PDAM kan untuk mandi sama masak,” ungkapnya. (red/Respa)