lensamandalika.com – Ditengah semakin gencarnya pembangunan infrastruktur mandalika yang terus dilakukan, berbanding terbalik dengan gedung sekolah yang tidak terurus.
Terdapat sejumlah gedung sekolah di Kabupaten Lombok Tengah (Loteng) mengalami kerusakan dan masih menunggu proses renovasi. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Loteng pun menerima laporan terdapat sekitar 86 lebih gedung sekolah yang rusak parah dan tidak layak digunakan untuk proses belajar-mengajar di kabupaten Loteng.
Salah satu dari sekian banyak laporan sekolah yang mengalami kerusakan bangunan yaitu Sekolah Dasar Negeri (SDN) Kelambi di Kecamatan Praya Barat Daya. Dimana kondisi bangunan sekolah sangat memperhatikan, mulai dari atapnya banyak yang bolong dan plafonnya keropos sampai sebagiannya ambruk.
Kepala SDN Kelambi, Indiprayitna menjelaskan kondisi bangunan tersebut membuat para guru dan siswa tidak aman dan nyaman untuk melakukan proses belajar mengajar terlebih ketika musim hujan.
“Kadang-kadang anak-anak tidak belajar kalau musim hujan, takut masuk karena atapnya bocor,” ucapnya, Rabu (30/8/23).
Dia juga mengatakan bahwa kondisi bangunan sekolah tersebut sangat memperhatikan dan membuat para siswa dan guru tidak nyaman. Sekolah itu terakhir kali mendapat renovasi pada tahun 2007 lalu, tetapi kerusakan yang ada terbilang masih butuh banyak penanganan.
“Sudah direnovasi tahun 2007 lalu, tetapi memang kondisinya sekarang ini tidak nyaman karena was-was saat mengajar,” tambahnya.
Dia juga menyebut bahwa pihaknya bersama operator sekolah telah melaporkan kondisi bangunan sekolah kepada dinas terkait dan diinput ke dalam data pokok pendidikan (dapodik).
“Sudah sering kami laporkan ke dinas tapi sampai saat ini memang tidak ada respon,” lanjutnya.
Walaupun demikian, para siswa di sekolah tersebut menikmati dan mendengarkan penjelasan dari ibu guru meski bangunan kelas tempat mereka belajar menunggu waktu ambruk.
Salah satu guru yang tidak mau disebutkan namanya menceritakan bahwa dengan kondisi bangunan sekolah tersebut berimbas kepada banyaknya warga sekitar yang tidak mau mendaftarkan anaknya untuk bersekolah di SDN Kelambi.
”Selain ada banyak sekolah dan madrasah yang ada di dusun sebelah, menurut kami ada juga orang tua yang enggan menyekolahkan anaknya di sini,” ucapnya.
Berdasarkan pengakuannya, jika bangunan sekolah tempatnya mengajar dilakukan renovasi maka dia akan mengusulkan agar menggunakan atap spandek saja.
“Karena genteng yang sekarang digunakan ini tidak diganti, dulu pas renovasi itu kan itu tidak sesuai,” tutupnya. (red/Respa)