Lensamandalika.com – Penjabat (Pj) Gubernur NTB Lalu Gita Ariadi memberikan ultimatum dengan meminta Kepala Organisasi Perangkat Daerah (OPD) atau kepala dinas yang tidak ‘nyaman’ bekerja sama dengan dirinya untuk mengundurkan diri.

Hal tersebut disampaikan Lalu Gita saat dirinya memberikan sambutan pada Sosialisasi Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) 2024-2026.

Kehadirannya pada acara yang diikuti seluruh kepala dinas lingkup Pemprov NTB , Jumat (22/9/2023) itu merupakan kegiatan perdana Lalu Gita setelah dilantik menjadi Pj Gubernur NTB.

Pada kesempatan tersebut melalui sambutannya, Lalu Gita membeberkan bahwa dirinya telah mendapat informasi bahwa terdapat pejabat eselon II yang akan mundur apabila dirinya terpilih menjadi Pj Gubernur NTB. Selain itu, Lalu Gita juga menyampaikan adanya oknum pejabat yang juga mendiskreditkan dirinya.

Setelah menjadi Pj Gubernur NTB, Gita menagih janji pejabat yang mau mundur tersebut. Dalam tiga hari terakhir, ia menunggu apakah pejabat tersebut mengajukan pengunduran diri atau masih tetap ingin bergabung untuk mewujudkan NTB Maju Melaju.

“Saya tahu ada teman-teman (kepala OPD) yang dengan kehadiran saya (Pj Gubernur) bahkan sudah ada yang mengatakan daripada ingin tetap bergabung lebih baik keluar. Dua, tiga hari ini saya menunggu apakah tekad untuk keluar yang tidak membersamai itu tidak dilanjutkan ataukah ada perubahan,” kata Lalu Gita.

“Siapa yang mungkin sulit untuk bersama, tidak nyaman, sebelum tiba saatnya saya masih mempersilakan untuk menyampaikan surat permohonan pengunduran diri bahwa saya tidak bisa bekerja sama dengan Anda sebagai pejabat. Itu saja yang serius,” sambungnya.

Lalu Gita mengatakan siapa yang menabur angin akan menuai badai. Dalam beberapa hari terakhir, dia masih sabar menunggu sosok pejabat yang mau mundur.

Kendati demikian, dia berharap birokrasi tetap solid dalam satu perahu bersama untuk membawa NTB Maju Melaju.

“Siapa berani menabur angin, dia pasti menuai badai. Mari kita tetap berjalan, saya berharap kita menatap bersama NTB ke depan,” kata mantan Sekda NTB itu.

Lalu Gita juga mengungkapkan ada oknum pejabat yang mendiskreditkan dan menyebut dirinya akan feodal jika menjadi Pj Gubernur NTB.

“Sayup-sayup saya mendengar ada juga yang mendiskreditkan saya. Gita terlalu feodal, Gita butuh dicium tangan. Nggak sampai seperti itu, biasa-biasa saja,” ungkap Lalu Gita

Ia menegaskan tidak butuh puji-pujian dan sanjungan yang berlebihan. Pejabat diminta bekerja dengan baik dan mengakhiri karier sebagai pejabat dengan baik pula.

“Tapi selama ini saya merasa, kita sudah berteman, ternyata ada situasi yang lain. Tersadar saya, kita berada di kasur yang sama tetapi kita bermimpi yang lain,” ucapnya.

Dalam waktu dekat, Lalu Gita akan melakukan perombakan pejabat yang disebut dengan istilah normalisasi tata kelola birokrasi. Gita sudah menunjuk Kepala Badan Kepegawaian Daerah (BKD) NTB Muhammad Nasir sebagai Pelaksana Harian (Plh) Sekretaris Daerah (Sekda) NTB.

Baginya, lokomotif utama pembangunan NTB di masa transisi ini adalah birokrasi. Untuk itu, dalam memaksimalkan peran birokrasi Pemprov NTB pada masa transisi ini, dirinya segera melakukan normalisasi tata kelola birokrasi.

“Saya sudah menetapkan Plh Sekda adalah Muhammad Nasir, Kepala BKD. Dengan tugas utama mengawal dan melakukan normalisasi tata kelola birokrasi,” katanya. (red/lm)