lensamandalika.com — Dua orang pejabat setingkat eselon II di area Pemerintahan Provinsi (Pemprov) NTB diinformasikan mundur dari jabatannya.
Kedua pejabat yang dimaksud adalah Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan Provinsi NTB, Taufiek Hidayat, yang memilih mundur untuk kemudian menjadi pejabat fungsional, dan Kepala Badan Riset dan Inovasi Daerah (BRIDA) NTB, Amry Rakhman yang diangkat menjadi Dosen Pertanian, Universitas Mataram (Unram).
Penjabat Sekretaris Daerah (Pj Sekda) NTB, Fathurrahman saat dikonfirmasi membenarkan prihal pengunduran diri dua pejabat eselon II lingkup Pemprov itu. Saat ini pengunduran diri dua pejabat itu masih dan sedang dalam tahap evaluasi.
Adapun evaluasi yang akan dilakukan ini mulai dari integritas pejabat, capaian kinerja sampai kompetensi dari dua pejabat itu. Kemudian evaluasi tersebut yang akan menentukan layak atau tidaknya digeser dari jabatannya.
“Seluruhnya masih dalam kerangka evaluasi,” ungkap Fathurrahman.
Diperkirakan pengunduran dua pejabat itu erat hubungannya dengan berakhirnya jabatan Gubernur dan Wakil Gubernur NTB Periode 2018-2023, Zulkieflimasnyah-Sitti Rohmi Djalilah. Terlebih lagi dua Kepala OPD yang mundur itu merupakan pejabat yang dipromosikan dari Pemkab Sumbawa dan KSB, saat Zulkieflimansyah masih menjabat sebagai Gubernur NTB.
Mengenai hal itu, Fathurrahman tidak membantah, tetapi juga tidak membenarkan. Lantas mantan Kepala Dinas Perdagangan NTB ini justru balik mempertanyakan posisi Zulkieflimansyah saat ini.
“Sekarang dia (Zulkieflimansyah) masih Gubernur atau tidak?” ucapnya.
Kemudian terkait isu masih banyaknya pejabat di lingkup Pemprov NTB yang menghadap kepada mantan Gubernur NTB itu, Fathurahman menyebut hal itu sebagai sesuatu yang salah. Masalahnya tidak ada seorang pun yang dapat menentukan mau ditempatkan di posisi mana yang akan dijabat.
“Wah itu kan hal yang salah, dan sesuatu yang tidak tepat,” lanjutnya.
Ditekankan, sebagai seorang Pj Gubernur NTB, Lalu Gita dianggap memiliki hak prerogatif untuk mengendalikan pemerintahan di Provinsi NTB saat ini. Termasuk hak untuk menentukan formulasi pejabat yang akan membantunya dalam memimpin NTB.
Terlebih Lalu Gita sebelum menjabat sebagai Pj Gubernur NTB, merupakan seorang pejabat Sekda NTB selama empat tahun lamanya dibawah kepemimpinan Zul-Rohmi. Sehingga dia sudah tahu betul bagaimana bawahannya ketika bekerja.
“Itu yang penting. Jadi tidak asal-asalan (mengangkat atau memberhentikan pejabat),” bebernya.
Kemudian ketika disinggung apakah kedua Kepala OPD yang mundur dari jabatannya itu, akibat tidak nyaman bekerja dengan Pj Gubernur NTB. Pasalnya ketika memberi arahan 22 September 2023 lalu, Pj Gubernur sempat memberikan isyarat terkait ketidaknyamanan sejumlah pejabat di lingkup Pemprov, sehingga pihaknya meminta supaya mereka mundur dari jabatannya.
“Sedang kita evaluasi semuanya. Nyaman dan tidak nyaman itu ukurannya ada, hasil evaluasi, capaian kinerjanya, fakta integritas. Kedepan itu apa yang bisa dia lakukan untuk mendukung NTB Maju Melaju,” jelasnya.
Sementara Kepala Badan Kepegawaian Daerah (BKD) NTB, Muhammad Nasir membenarkan jika sejak awal Taufiek Hidayat telah mengajukan pengunduran diri atau cuti diluar tanggungan negara kepada Pemprov NTB. Tetapi saat itu Gubernur NTB, Zulkieflimansyah menolak permohonan yang diajukan oleh Taufiek Hidayat.
Walaupun telah ditolak oleh Kepala Daerah sebelumnya, nyatanya Taufiek Hidayat masih bersikukuh untuk mengajukan cuti diluar tanggungan negara, bahkan ingin berhenti dari Jabatannya sebagai PNS, dengan alasan masalah keluarga.
“Saya bilang ayo ketemu dulu, saya jelaskan semuanya. Namanya orang dalam emosional,” ungkapnya.
Kecuali jika Taufiek ingin pindah ke Pemkab Sumbawa, maka kemungkinan besar Pemprov dapat merekomendasikan untuk dimutasi ke Sumbawa. Tetapi setelah mendapat penjelasan dari BKD, akhirnya Taufiek Hidayat memilih menjadi pejabat fungsional bidang arsip.
“Yang jelas, kalau Gubernur bilang iya, maka jadi di kita (BKD) prosesnya (pengunduran diri). Tidak perlu nunggu besok, langsung jadi prosesnya. Itu kalau disetujui. Kalau tidak, ya tidak kita proses,” lanjutnya.
Sementara Kepala Distanbun NTB, Taufiek Hidayat ketika dikonfirmasi seolah tidak tahu apa-apa mengenai rencana kepindahannya dari pejabat struktural menjadi fungsional.
“Dapat info dari mana?” tanya dia.
Ketika awak media mencoba menghubungi kembali, lagi-lagi Taufiek seperti menghindari pertanyaan wartawan.
“Saya lagi di jalan, nanti telepon,” tutupnya. (red/Respa)