lensamandalika.com – Lombok Tengah (Loteng) sukses mendistribusikan swasembada pangan nasional dengan rata-rata surplus mencapai 200 ribu ton beras per tahun. Hal tersebut membuat Loteng ditetapkan sebagai salah satu Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (LP2B).
Kepala Dinas Pertanian Loteng, Muhamad Kamrin menjelaskan bahwa pihaknya sudah menandatangani nota kesepahaman terkait Loteng menjadi daerah penyangga pangan nasional.
“Supaya alih fungsi lahan ini dapat ditekan. Sehingga kita tetap bisa mensubsidi kebutuhan pangan nasional,” ungkapnya, Rabu (9/11/23).
Dijelaskannya, surplus beras di Loteng tahun ini mencapai 200 ribu ton, sementara kebutuhan konsumsi daerah mencapai 135 ton dengan hasil panen atau kapasitas produksi mencapai 350 ribu ton.
“Nah kita masih surplus untuk menjaga surplus ini kita harus menjaga lahan pertanian ini untuk terus berkelanjutan,” tambahnya.
Sisi lain itu, pihaknya juga terus menjaga penyusutan lahan produktif sehingga Loteng ditetapkan menjadi LP2B.
“Makanya kita harus menjaga 42 hektare itu harus tetap menjadi lahan pertanian,” terangnya.
Selain itu, pihaknya juga sudah menyiapkan sekitar tujuh ribu hektare lahan cadangan sebagai lahan berkelanjutan. Tetapi cadangan lahan tersebut dapat digunakan untuk mendukung pembangunan di sektor lain.
“Tapi persoalan selama ini karena belum ada peraturan daerah mengenai LP2B. Kadang lahan-lahan produktif ini yang dibangun perumahan,” lanjutnya.
Untuk itu pihaknya telah melakukan pengusulan perda terkait dengan LP2B dan ditargetkan rampung tahun ini.
“Ya mudahan bisa masuk prolegda, mudahan tahun ini bisa ditampung,” tutupnya. (red/Respa)