Lensamandalika.com – Penghapusan program Beasiswa NTB oleh Penjabat (Pj) Gubernur NTB Lalu Gita Ariadi menuai kontra dari banyak pihak. Bukannya melanjutkan program yang dinilai telah sukses tersebut, pemimpin NTB masa transisi ini malah menghentikannya.
Di lain sisi, Pemprov NTB berencana menganggarkan Rp40 miliar untuk merenovasi Kantor Gubernur NTB dibanding melanjutkan investasi pendidikan tersebut.
Asisten Administrasi dan Umum Setda Provinsi NTB, Wirawan Ahmad, mengatakan anggaran beasiswa tetap dialokasikan dalam APBD 2024. Anggaran ini akan digunakan untuk membiayai penyelesaian studi mahasiswa yang masih menempuh pendidikan di berbagai negara.
Menurut Wirawan, kebijakan untuk menghentikan pengiriman penerima beasiswa yang baru ke luar negeri, telah dimulai dari tahun 2023. Alasannya sederhana, program unggulan dalam RPJM 2018-2023 ini sudah jauh melampaui target kinerja yang ditetapkan dalam RPJM.
Penghapusan program beasiswa NTB mendapatkan tanggapan dari salah satu alumni, Ainul Hamdani yang sempat menempuh pendidikan Magister di Polandia.
Melalui keterangan tertulisnya, Senin (20/11/2023), Dani sapaan akrabnya menyayangkan program unggulan tersebut dihapus. Dikatakannya, mempertahankan Program Beasiswa NTB sebenarnya adalah investasi jangka panjang untuk kemajuan daerah.
“Meskipun saya mengakui bahwa beban APBD adalah pertimbangan penting, saya percaya bahwa mempertahankan Program Beasiswa NTB adalah investasi jangka panjang yang strategis untuk kemajuan daerah ini,” ungkapnya.
Ditekankannya, program beasiswa NTB bukan hanya sekadar bantuan finansial bagi individu, tetapi juga merupakan langkah konkret dalam mendukung peningkatan kualitas sumber daya manusia di NTB. Dengan memberikan akses pendidikan yang lebih baik kepada masyarakat, program tersebut dinilainya menciptakan peluang bagi generasi muda untuk mengembangkan potensinya secara penuh.
“Saya sendiri adalah bukti nyata bahwa beasiswa dapat mengubah nasib seseorang, membuka pintu-pintu yang sebelumnya mungkin terasa tertutup,” bebernya.
Menurut alumni jurusan Computer Science di Vistula University Polandia itu, investasi dalam pendidikan melalui beasiswa akan memberikan dampak positif dalam jangka panjang pada ekonomi dan perkembangan sosial NTB. Dikatakannya, siswa yang mendapatkan beasiswa cenderung memiliki motivasi tinggi untuk berprestasi, dan setelah lulus, mereka dapat menjadi motor penggerak pembangunan di NTB.
“Dengan begitu, kita tidak hanya berinvestasi dalam masa depan individu, tetapi juga dalam pembangunan komunitas dan daerah secara keseluruhan,” terang Co-Founder dan CTO Keyta itu.
Penghapusan Program Beasiswa NTB dinilainya dapat mengakibatkan penurunan minat dan partisipasi dalam pendidikan tinggi di kalangan masyarakat yang kurang mampu. Hal tersebut kata Dani berpotensi menciptakan kesenjangan pendidikan yang lebih besar antara kelompok-kelompok ekonomi dan dalam jangka panjang bisa merugikan pembangunan berkelanjutan dan kesetaraan sosial di NTB.
Lebih lanjut, dirinya mengajak Pemprov NTB untuk mempertimbangkan opsi lain dalam mengatasi masalah keuangan, seperti efisiensi pengeluaran atau mencari sumber pendanaan tambahan, daripada menghapus program yang dinilainya begitu berharga. Menurut Dani, program Beasiswa NTB bukanlah beban, melainkan investasi untuk membentuk SDM unggul yang akan menjadi tulang punggung pembangunan di masa depan.
“Jika kita ingin melihat NTB maju dan bersaing di tingkat nasional maupun global, pendidikan harus tetap menjadi prioritas, dan Program Beasiswa NTB adalah langkah yang sangat strategis dalam mencapai tujuan tersebut. If there is a will, there is away,” pungkasnya. (red/lm)