lensamandalika.com – Jubir Kemlu, Lalu Iqbal berkeinginan membuat Sembalun Lombok Timur menjadi quality tourism atau wisata berkualitas seperti layaknya Cappadocia di Turki dan Maladewa.
Sembalun dinilai sangat cocok menjadi lokasi wisata dengan konsep quality tourism. Konsep wisata alam quality tourism itu diyakini dapat melestarikan keindahan alam yang ada di kaki Gunung Rinjani tersebut.
Menurutnya, keindahan alam yang berada di bagian utara Lombok mulai dari Lombok Tengah sampai ke kaki Gunung Rinjani harus dapat dikembangkan menjadi wisata super berkualitas dengan memperhatikan konservasi alam dan linkungan.
“Kita punya Gunung Rinjani yang dapat kita bentuk menjadi destinasi super quality. Jadi untuk bisa ke arah sana harus mahal demi menjaga keselamatan alam Gunung Rinjani,” ucapnya dikutip dari koranntb.com.
Menurut dia, beberapa spot wisata di utara Lombok perlu dikembangkan dengan konsep yang benar-benar melestarikan konservasi alam.
Harusnya, kata dia, pengembangan cost wisata di utara Lombok dapat mengompensasi untuk menjaga konservasi alam dan budaya dari biaya yang dikeluarkan untuk membangun destinasi.
“Termasuk konservasi masyarakat adat di sana. Kita punya masyarakat yang masih otentik sebagai masyarakat local. Jika kita bentuk super quality tourism ini segmennya banyak yang bisa kita datangkan. Mulai dari wisatawan Arab, UEA, Qatar, Dubai dan wisatawan dari timur tengah yang memang suka akan suasana hijau dan pegunungan,” lanjutnya.
Dia mencontohkan pengelolaan wisata alam di Cappadocia Turki. Cappadocia merupakan wilayah yang terletak di Turki Tengah Selatan atau Tenggara Ankara. Dimana Cappadocia terkenal dengan wisata yang eksotis.
Dia juga berencana ingin mengembangkan wisata balon udara. Pihak pengelola pun sudah melakukan kompensasi perlindungan kawasan alam dari perusakan konservasi alam.
“Di Cappadocia itu satu kali naik balon udara sampai U$ 240 dolar. Real cost-nya itu hanya 70 dolar. Pajak lingkungan itu 40 dolar. Dia sadar bahwa balon ini jadi indah jika lingkungan yang menjadi view itu dijaga. Itu bisa kita terapkan untuk wisata alam di Lombok bagian utara,” terangnya.
Dengan pengalamannya di banyak negara sebagai diplomat, Lalu Iqbal menjelaskan bahwa konsep wisata super berkualitas itu telah diterapkan negara lain seperti di Maladewa.
“Jadi yang datang ke Maladewa itu hanya orang kaya. Karena di sana tidak ada hotel berbintang 3-4 hanya berbintang 5. Jadi mereka dapat quality tourism,” bebernya.
Bahkan, hanya dengan mempertahankan konsep wisata konservatif, pendapatan Maladewa mencapai 60 persen khusus di sektor pariwisata.
“Di Maladewa itu pendapatan dari sektor pariwisata capai 60 persen dengan tetap mempertahankan wisata konservatif tradisi dan budayanya. Jadi kita tidak perlu bersaing dengan Bali, biarkan Bali jadi dirinya sendiri. Biarkan Bali menawarkan quantity tourism. Tapi kita bisa coba kembangkan kualitas dan pendapatan rata-rata dari orang yang datang ke NTB,” tutupnya. (red/Respa)