Lensamandalika.com – Sebuah pesta bertajuk Gender Bender Party 2024 diduga digelar untuk memfasilitasi praktek LGBT di Mandalika, Jumat (12/7/2024) kemarin.

Party yang harusnya dimulai pukul 20.30 WITa di Indonesian Backpacker Hostel Dusun Kuta I Desa Kuta, Kecamatan Pujut dan akan menampilkan penampilan music DJ itu akhirnya batal digelar.

Kecurigaan mengenai Gender Bender Party 2024 yang diduga memfasilitasi praktek LGBT itu nampak dari sebuah pamflet acara yang diunggah dan viral di media sosial facebook.

“free joss shot for the man who dress like ladies and ladies dress like men (Joss shot gratis untuk laki-laki yang berpakaian seperti perempuan dan perempuan berpakaian seperti laki-laki,” demikian bunyi pamflet tersebut.

Mengutip Tribun Lombok, party tersebut batal digelar setelah masyarakat yang tergabung dalam Solidaritas Warga Inter Mandalika (SWIM) bersama Babinsa dan Bhabinkamtibmas Desa Kuta mendatangi lokasi acara untuk memastikan acara tersebut tidak berlanjut.

“Kami bersama Bhabinkamtibmas dan Babinsa, SWIM dan warga Desa Kuta telah turun menggerebek. Tapi tidak cukup sampai disitu, SWIM akan mempermasalahkan besok, sampai orang ini yang namanya Adam sebagai inisiatornya dari Belanda sekaligus yang punya Dream Hotel harus dideportasi,” tegas Ketua SWIM, Lalu Alamin.

Dikatakannya, hal semacam itu baru pertama kali dilakukan secara terang-terangan dan terpublikasi undangannya menyebar secara luas. Dirinya menduga party sejenis pernah terjadi namun dilakukan secara terselubung.

“Ini dilakukan pertama kali walaupun mungkin yang secara terselubung ada, tetapi yang terpublikasi, ada invitation adalah yang hari ini. Insiden terburuk dari pariwisata Kuta Mandalika,” geramnya.

Pihaknya mengaku melihat beberapa orang bule yang datang, persis seperti imbauan yang tertera pada pamflet acara. Perempuan menggunakan pakaian laki-laki sedangkan laki-laki menggunakan pakaian perempuan.

Ketua Blok Pujut, Rata Wijaya mengapresiasi SWIM yang telah melakukan tindakan tegas terhadap pelaksanaan Gender Bender Party itu. Dirinya turut menyesalkan kegiatan menyimpang seperti itu berani digelar di kawasan Mandalika.

Kegiatan tersebut tentu sangat kita sesalkan, dan kalau sampai terjadi harus siap-siap dengan kemungkinan terburuk, dibakar massa,” tegasnya.

“Daerah kita adalah pulau seribu masjid mayoritas muslim yang menjunjung tinggi adab serta adat istiadat, jangan sampai atas nama investasi kita kebablasan terhadap praktek kaum sodom,” imbuhnya.

Dirinya menilai hal tersebut adalah jelas bentuk kegagalan pemerintah dalam pembinaan dan pengaturan bisnis di Mandalika. Kedepan dirinya berharap pemerintah dan kepolisian bisa semakin meningkatkan pengawasan agar tidak muncul kegiatan serupa.

“Teruntuk warga yang mengetahui ada kegiatan serupa, jangan sungkan untuk diviralkan agar kita bisa bertindak cepat. Kami di Blok Pujut siap satu komando untuk memberangus prilaku menyimpang yang akan merusak masa depan generasi kita,” pungkasnya. (red/lm)