Lensamandalika.com – Pelayanan RSUD Praya Kabupaten Lombok Tengah yang dicap buruk masih menjadi perbincangan warganet di sosial media facebook. Saling balas postingan dan komentar oleh warganet membuat media sosial kian panas.

Terbaru, viral sebuah tangkapan layar komentar pengguna facebook yang diduga merupakan salah seorang tenaga kesehatan (Nakes) di RSUD Praya yang menyarankan agar warga berobat ke rumah sakit (RS) lain yang lebih bagus.

Tangkapan layar komentar tersebut kini ramai dibagikan di media sosial facebook, bahkan melalui fanpage-fanpage yang memiliki follower tinggi dan dikomentari beragam oleh warganet yang menilai oknum nakes tersebut tidak bisa menerima kritikan.

“Tutup saja RSUD Praya, toh petugas disana tidak mau repot dan tidak mau dikritik, malah menyarankan berobat ke rumah sakit lain kan konyol,” tulis pengguna dengan nama akun Aldi S sambil meyertakan tangkapan layar komentar seseorang yang diduga oknum nakes RSUD Praya, Sabtu (10/8/2024) kemarin.

“Himbaun Untuk Semeton Sasak Tulen. Yang Tinggal di Lombok Tengah Khusus Nya Yang Sering Berobat Ke RSUD Praya Untuk Tidak Lagi Berobat Ke RSUD Tsb. Karena Sudah Jelas Dari Pernyataan Tangkapan Layar Seorang Pegawai RSUD Praya di Anjurkan Berobat Ke Tempat Lain. LSM, Tokoh Pemuda & Masyarkat Sekali-Sekali Maen” Lah Ke RSUD Praya Semeton,” bunyi caption pada unggahan fanpage Sasak Tulen, Ahad (11/8/2024).

Dalam tangkapan layar tersebut, pemilik akun facebook Ayad yang diduga merupakan salah satu nakes di RSUD Praya meminta yang kurang senang dan kurang berkenan dengan pelayanan RSUD Praya untuk memilih RS atau klinik lain di Lombok Tengah seperti RSI Yatofa, RS Mandalika, RS Cahaya Medika, RS Adikarsa, RS Bhumi Bunda, Klinik Winer-K hingga Klinik Risa Rafana.

Dirinya juga menyebut beberapa rumah sakit lain diluar Lombok Tengah semisal RS Kota Mataram, RSUD Provinsi NTB, RS Siloam, RS Harapan Keluarga, hingga RS Biomedika.

“Masih banyak pilihan RS Pemerintah, RS Swasta, maupun klinik-klinik di Lombok ini. Silahkan berobat ke sana, kalau enggan mau berobat atau ngontrol ke RSUD Praya,” tulisnya.

Sementara itu, mengutip Tribun Lombok, Direktur RSUD Praya, dr. Mamang Bagiansyah, menyambut baik masukan dan kritik yang datang dari masyarakat. Menurutnya, saran yang bersifat konstruktif sangat berharga dan menjadi dorongan untuk terus meningkatkan kualitas pelayanan di rumah sakit tersebut.

“Kami tidak anti kritik, silahkan kritik dan sarannya yang positif untuk perbaikan pelayanan, terima kasih sebesar-besarnya atas atensi, atas koreksi, kritik saran masyarakat pengguna layanan di RSUD Praya,” ujar dr. Mamang mengutipTribun Lombok Ahad (11/8/2024).

Dr. Mamang menegaskan bahwa RSUD Praya senantiasa berupaya untuk memperbaiki segala aspek pelayanan, baik itu layanan medis maupun non-medis, yang memang masih memerlukan banyak peningkatan.

Sebagai bagian dari upaya perbaikan tersebut, dr. Mamang menginformasikan bahwa sejak 26 Juli 2024, RSUD Praya telah mulai menerapkan modul baru dalam Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit (SIMRS).

Pada tahap awal implementasi ini, modul Rekam Medik Elektronik (RME) telah diterapkan. Dengan adanya RME, yang juga merupakan amanat Undang-Undang, diharapkan akan tercipta proses pelayanan yang lebih efisien, mulai dari pendaftaran online hingga layanan resep obat elektronik.

“Jadi tidak perlu lagi ada cetak berkas rekam medik, tidak perlu lagi cetak berkas billing pasien, tidak perlu lagi cetak buku resep, dan sebagainya. Juga akan ada efisiensi sumber daya manusia, tidak perlu lagi tenaga untuk antar-antar berkas rekam medik, tidak perlu lagi ruang besar untuk nyimpan berkas,” ungkapnya.

Setelah pasien melakukan pendaftaran, mereka hanya perlu menunggu di poli masing-masing sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan. Dokter spesialis akan memeriksa pasien dengan rekam medis yang sudah tersedia di komputer, serta mengisi semua data di sistem, termasuk memesan pemeriksaan tambahan seperti laboratorium dan radiologi secara elektronik. Layanan resep juga akan sepenuhnya beralih ke sistem digital.

Namun, dr. Mamang mengakui bahwa dalam masa transisi ini, terdapat tantangan ketika semua pihak harus membiasakan diri dengan sistem baru tersebut. Selain itu, dengan pemasangan jaringan internet cepat yang sedang berlangsung, kemungkinan akan ada gangguan dalam proses pelayanan selama masa transisi ini.

“Untuk antisipasi hal ini, kami telah mencetak banner pengumuman permakluman kepada pasien dan keluarga, ada juga flyer elektronik, pun setiap hari ada tim PKRS yang mensosialisasikan situasi ini kepada pengunjung di unit-unit pelayanan,” jelasnya.

Dr. Mamang berharap masyarakat Lombok Tengah dapat lebih bijaksana dalam memberikan kritik dan saran, serta memahami bahwa perubahan menuju pelayanan yang lebih baik membutuhkan proses, waktu, energi, biaya, dan tentunya kesabaran dari semua pihak. (red/lm)