Lensamandalika.com – Seluruh Pekerja Migran Indonesia asal Lombok Tengah yang mengalami kecelakaan di Malaysia, Kamis pekan lalu telah dipulangkan.

Korban pertama, asal Desa Mujur, Kecamatan Praya Timur, bernama Suandi Putra Kedaro (Laki-laki/25) dipulangkan pada kamis (28/11/24) pagi.

Kemudian pada jumat (29/11/24) siang, menyusul korban bernama Agus Muliadi (Laki-laki/40) dan Sarapuddin (Laki-laki) asal Desa Tampak Siring, Kecamatan Batukliang, Lombok Tengah.

Kepulangan korban disambuat tangis keluarga korban. Sejumlah anggota keluarga pingsan lantaran tidak mampu membendung kesedihan mereka.

Terkait kepulangan 2 korban asal Tampak Siring, kepala Desa, Saeful Fahmi mengucapkan terima kasih kepada BP3MI dan sejumlah pihak yang turut membantu proses pemulangan korban.

“Kami pemerintah desa Tampak Siring, pada hari ini menerima pemulangan 2 jenazah keluarga kami yang ada di dusun Lendang Kekah bernama Agus Muliadi dan Sarapuddin, yang memang meninggal beberapa hari yang lalu di Malaysia. Melalui proses yang cukup baik juga yang kita bangun dengan BP3MI, sehingga pada hari ini kami mewakili keluarga menerima dengan baik,” ungkapnya.

Kepala Desa menuturkan, sebelumnya keluarga korban mengalami kesulitan dalam memulangkan jenazah karena terpaut biaya. Keberangakatan korban ke negeri jiran secara non prosedural menyebabkan jenazah korban harus tertahan selama satu pekan.

“Memang dari awal kita sempat gelisah dengan situasi juga bingung dengan proses pengurusan jenazah yang seperti apa. Termasuk juga pembiayaan sempat bingung bersama keluarga dan alhamdulillah berkat komunikasi baik BP3MI dan dari nol tidak ada biaya yang dikeluarkan keluarga,” jelasnya.

Selanjutnya, untuk menghindari kejadian serupa terhadap warga yang bekerja ke luar negeri melalui jalur non prosedural, pemerintah desa akan berupaya lebih masif menyosialisasikan hal tersebut ke masyarakat.

Selain itu, berdasarkan data dari Pemerintah Desa Tampak Siring, persentase warga yang bekerja ke luar negeri baik melalui jalur legal ataupun ilegal sekitar 20 persen dari jumlah 5 ribu jiwa penduduk Desa Tampak Siring.

“Mengenai jalur non prosedural perlu kita sosialisasikan lebih massif lagi kepada masyarakat, lebih-lebih ini mudah-mudahan menjadi pelajaran kepada masyarakat yang lain bahwa efek dari non prosedural seperti ini. Jadi perlu kita lebih massif lagi ya mungkin jadi PR pemerintah juga bagaimana memberikan penyadaran keapda masyarakat,” pungkasnya. (Red/EM)