Lensamandalika.com – Bus berisi rombongan pendamping dan mahasiswa peserta Pekan Seni Mahasiswa Nasional (Peksiminas) dari NTB terbakar di dekat Gerbang Tol Menanggal Surabaya para Jumat (28/10) sekitar pukul 15.00 WIB. Kebakaran bus itu turut menghanguskan seluruh barang bawaan rombongan dari NTB. Beruntung rombongan sebanyak 20 orang itu selamat dan telah sampai di Mataram pada Jumat (28/10) malam.
Koordinator Kemahasiswaan Universitas Mataram (Unram), yang juga pendamping peserta Peksiminas dari NTB, Ir. Abdul Faruk, MM., yang juga termasuk dalam rombongan di bus itu dihubungi pada Jumat (28/10) malam mengatakan, kejadian berawal ketika bus akan berhenti untuk membayar tol sebelum memasuki gerbang tol. Tiba-tiba muncul asap dari bagian bawah bus. Sebagian besar penumpang tengah tertidur saat itu.
Kebetulan saya duduk paling depan bersama Bu Wakil Rektor III Unram, tiba-tiba muncul asap dari bawah bus, ujarnya.
Ketika mengetahui ada asap yang mengepul di dalam bus, seluruh rombongan berusaha menyelematkan diri dengan keluar melalui pintu depan dan pintu belakang bus. Para penumpang yang sebagian tengah tertidur, tidak bisa menyelamatkan barang bawaan. Akhirnya semua barang bawaan ludes terbakar.
Kalau keselamatan orang Alhamudililah kami turun semua dari bus itu, kebetulan bus berhenti sedikit karena mau bayar tol. Barang kami semua hangus tidak bsa diselamatkan. Karena banyak yang dalam keadaan tidur, bangun dari situ langsung turun. Ada yang turun lewat pintu depan, dan ada yang turun lewat pintu belakang, ujarnya.
Rombongan Peksiminas dari NTB ini sebanyak 20 orang, terdiri dari empat orang pendamping yaitu WR III Unram, Prof. Dr. Ir. Enny Yuliani, M.Si.; Koordinator Kemahasiswaan Unram, Abdul Faruk; Murahim, dan Mulyadi. Sebanyak 16 orang mahasiswa sebagai peserta Peksiminas dengan rincian 14 orang dari Unram dan dua orang dari Politeknik Medica Farma Husada Mataram.
Bus itu disewa oleh rombongan peserta Peksiminas dari NTB untuk mengantarkan dari lokasi Peksiminas di Malang menuju Bandara Juanda Surabaya. Rombongan berangkat dari Mataram pada Senin (24/10), dan pembukaan Peksiminas pada Selasa (25/10). Rombongan pulang setelah penutupan Peksiminas.
Setelah kejadian kebakaran, Faruk menyebutkan, rombongan diantar oleh mobil pengelola jalan tol yang kebetulan kantornya berdekatan dengan lokasi kebakaran. Sekitar 10 menit dari lokasi itu baru sampai Bandara. Tiket pesawata semua aman, kebetulan dikirim lewat HP, sekarang sudah di rumah, dan kami semua sudah di rumah, ujarnya.
Ia bersyukur semua selamat dan sehat sampai di Mataram. Namun, ia akan kembali ke Surabaya untuk melakukan complain terkait hangusnya barang bawaan. Barang-barang itu yang perlu kami komplain. Semua sudah terbakar: laptop, kamera, HP semua itu tidak bisa diselematkan. Hanya pakaian yang dipakai saat itu saja yang selamat. Nanti Senin pekan depan saya kembali ke sana, ujarnya.
Diakuinya rombongan mengalami trauma terhadap kejadian kebakaran itu. Kami trauma, kami kan pada loncat, rebutan keluar dari pintu bus itu, karena asapnya sudah naik, mengepul di mobil itu. Yang penting kita bisa menyelamatkan diri saja, pungkasnya. (red/lm)