Lensamandalika.com – Gelaran balap motor bergengsi World Superbike di Sirkuit Mandalika telah usai pada 5 Maret lalu. Selama tiga hari pelaksanaan event tersebut, total sampah yang dihasilkan mencapai 7,5 Ton.

“Total sampah dari hari pertama sampai sore jam 4 di hari ketiga terkumpul sekitar 7,5 ton dengan residu 19 persen,” kata Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) NTB Julmansyah, Minggu (5/3/2023).

Saat event WSBK Mandalika 2023, penyelenggara bekerjasama dengan PT Semasa untuk mengelola waste management.

Total sebanyak 1.183 tenaga kebersihan terlibat untuk memastikan kebersihan sampah di kawasan sirkuit Mandalika.

“Waste management bersama PT. Semasa mengerahkan sebanyak 1.183 tenaga dan 16 armada selama perhelatan WSBK,” tutur Julmansyah.

Selain itu, waste management juga melibatkan Bank Sampah sekitar Mandalika, seperti Bank Sampah Putri Nyale, BSF Sengkol dan Bank Sampah Pengengat Lombok Tengah.

Lebih jauh, Kadis LHK NTB itu menginginkan jumlah residu yang dihasilkan untuk event-event internasional di NTB ke depan dapat lebih ditekan.

Untuk event MotoGP Mandalika yang akan dihelat pada Oktober 2023 mendatang, biomassa yang dihasilkan agar diolah langsung oleh panitia.

‘Saya ingin pengelolaan yang ada di Mandalika di bawah 10 persen residu. Biomass untuk MotoGP supaya tidak keluar. Kita olah di sini, kita manfaatkan di sini, sehingga bisa berhasil dan olah di sini. Saat MotoGP, kita komit untuk menekan sampai maksimal 10 persen residu,” terangnya.

Terpisah, Direktur PT Semasa Moch Joessoef mengaku pihaknya terus bekerja keras dan bersinergi menghadirkan kawasan Sirkuit Mandalika yang bersih dari sampah.

Ke depan, pihaknya berkomitmen untuk menekan jumlah residu yang dihasilkan dari event-event di Mandalika.

“Alhamdulllah dalam dua kali amanah yang diberikan kepada kami untuk mengelola sampah, kita terus berusaha menekan jumlah residu dari event yang ada di Mandalika. Harapan kami bisa zero waste,” jelasnya.

Selaku waste managemet, pihaknya juga turut dibantu oleh para pegiat sampah di 7 desa penyangga Mandalika.

“Kami dibantu 250 volunteer tang ada pengelolaan sampah. Alhamdulillah pengelolaan sampah bisa berjalan baik dari tanggal 27 Februari. Kita target selesai 8 Maret,” bebernya.

Pihaknya terus berikhtiar untuk bisa bekerja lebih baik. Menghadirkan go green untuk kawasan Mandalika. Total sebanyak 835 bak sampah dengan kapasitas 120 liter tersebar di Sirkuit Mandalika saat event WSBK 2023.

Sebelumnya, DLHK NTB PT ITDC meninjau kesiapan lokasi teknik pengelolaan dan pengolahan sampah WSBK 2023 tertangani oleh waste managemen PT Semasa.

Kepala Bidang Persampahan Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan NTB, Firmansyah mengatakan, Dinas dan pihak ITDC mengecek dan memastikan Waste Managemen yang di kelola PT semasa benar-benar siap dalam penolahan dan pengelolaan sampah WSBK 2023.

“Tadi kita kunjungi semua hulu sampai hilir proses, mulai dari produksi sampah sampai pada konsumen sampah, dan kita sudah dipaparkan PT Semasa” ungkapnya.

Intinya lanjut Firman, Dinas siap bersinergi dalam pengelolaan sampah WSBK 2023, terlebih ada korelasi program Pemprov NTB yakni zero waste.

Ditambahkan Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kehutanan Lombok Tengah, Mohammad Amir Ali bahwa apapun problem dan kesulitan di lapangan supaya disampaikan supaya bisa memback up dan bersinergi dengan PT Semasa dalam menagani sampah WSBK 2023, karena WSBK ini adalah wajah di mata dunia.

“PT Semasa di rekomendasi karena menggandeng bank sampah di sekitaran Sirkuit sehingga masyarakat akan merasakan langsung manfaatnya,” kata Ali.

Direktur PT Semasa, Moch. Joesoef memaparkan tentang sistem pengolahan dan pengelolaan sampah mulai dari sampah timbul dari penonton WSBK 2023, kemudian dipungut oleh tim Waste Manajemen dibantu 250 Volunteer berasal dari seluruh indonesia.

Sampah yang sudah dikumpulkan itu akan diangkut menggunakan mobil pickup di bawa ke Tempat Pembuangan Sementara (TPS) di area Sirkuit yeng terdiri dari dua lokasi. Selanjutnya sampah yang terkumpul dipilah dan ditimbang untuk mengetahui berapa sampah yang bermanfaat dan sampah yang benar-benar residu.

“Sampah yang bermanfaat akan diangkut dan disalurkan ketiga bank sampah yaitu BSF Sengkol, Bank Sampah Mandalika Kute, dan KTD Pengengat. Sedangkan sampah residu akan dibawa menggunakan Dumtruk ke TPA Pengengat, nantinya sampah dipilah menjadi tiga bagian yaitu sampah organik, anorganik dan B3,” papar Joesoef.

Sementara itu, Vice Presiden Site & Service Operation PT ITDC, I Made Pari Wijaya menegaskan, langkah ini dilakukan untuk memastikan tidak ada sampah selama dan sesudah event WSBK.

Karena, pada tahun sebelumnya, setiap event, sebanyak 18 ton sampah dihasilkan. Namun bobot bersih setelah dipilah menjadi 16,5 ton, dari angka itu mampu mengurangi sampah dibuang ke resedu sebanyak 62 persen (setelah dipilah) atau didaur ulang.

“Saat ini diangka 32 persen setelah proses pemilahan, dan dapat didistribusikan ke pihak terkait untuk di daur ulang. Ini mendukung program zero waste Provinsi NTB dan ITDC mendorong Eco Friendly di kawasan,” tegas Pari.

Pari Wijaya menyampaikan sebelumnya penandatanganan PKS didasari pada kewajiban PT ITDC untuk mengelola dan Mandalika Grand Prix Association (MGPA), menangani sampah akibat event WSBK. Oleh karena itu, tahun 2023 ditunjuk PT. Semasa sebagai pengelola sampah tersebut melalui proses pelelangan.

“Setelah proses pelelangan, kami langsung rapat dengan Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Provinsi NTB untuk membahas aturan penanganan sampah di ikuti oleh perusahaan pemenang lelang yakni, pungut, kumpulkan, pilah dan distribusi sesuai jenis sampah,” ujarnya.

Pari Wijaya mengaku, PKS itu dilangsungkan karena ada kebutuhan pemilihan sampah sehingga mengajak masyarakat supaya mengelola sampah agar ada bank sampah khususnya seputaran TPA. “Tahun ini 2 kelompok pengelola sampah ikut bergabung dalam pengelolaan sampah itu . Tentu langkah ini mendorong terbentuknya kelompok pengelola sampah,” pungkasnya. (red/lm)