lensamandalika.com – Pada MotoGP Mandalika 2023, ratusan marshal yang dilibatkan pada event tersebut merupakan Masyarakat lokal. Namun berapa sebenarnya bayaran mereka?
Peran Marshal di setiap event MotoGP tidak dapat dianggap remeh. Marshal memang memegang sejumlah tugas dan tanggung jawab supaya balapan dapat berjalan dengan lancar, termasuk ketika event Pertamina Grand Prix of Indonesia. Ratusan marshal berjaga di sejumlah titik untuk memastikan lintasan bebas dari halangan.
Sejumlah Marshal di MotoGP Mandalika itu berasal dari orang lokal. Namun ketika digali informasi terkait besaran bayaran untuk seorang marshal mungkin kita akan tercengang, seperti contohnya ketika ditemui, salah seorang marshal di Sirkuit Internasional Pertamina Mandalika. Marshal tersebut mengaku hanya mendapat bayaran Rp 150 ribu saja untuk bekerja sekitar 11 jam.
“Kami dibayarnya per hari Rp 150 ribu, dari jam 5 pagi sampai jam 4 sore. Kami sangat senang menjadi seorang marshal, karena ini menjadi pengalaman seru untuk kami, saya bisa melihat pebalap MotoGP secara langsung dan saya punya foto bersama Vinales,” beber marshal fireman, Abraham Steven Hok.
Menjadi seorang marshal fireman, Abraham bertugas untuk membantu memadamkan api ketika terjadi insiden di lintasan yang dapat menyebabkan motor pebalap terbakar.
Perlu diketahui juga marshal-marshal itu merupakan pekerja lepas atau freelancer.
Adapun untuk dapat menjadi seorang Marshal pada event MotoGP, para calon Marshal harus mendaftarkan diri terlebih dahulu dan melalui beberapa tes dan interview.
“Pekerjaan saya sehari-hari adalah seorang staf keamanan di salah satu kantor, dan saya asal Bali. Saya sudah ketiga kalinya menjadi marshal. Untuk menjadi seorang marshal saya mengajukan cuti selama 5 hari dari kantor saya,” ungkap Abraham.
Abraham mengungkapkan bahwa dirinya sangat senang menjadi seorang Marshal pada event MotoGP walaupun ada kesulitan yang harus dihadapi.
“Saat ini saya di bagian pitlane yaitu menjadi Fireman, tugas seorang Fireman ialah membantu pebalap saat terjadi kecelakaan, saat motor terbakar maka saya akan langsung memadamkannya menggunakan APAR. Sebelumnya saya menjadi marshal di bagian Digital Flag, seorang petugas yang berperan untuk mengganti lampu rambu di dalam lintasan saat terjadi kecelakaan,” lanjutnya.
“Tapi untuk menjadi seorang Marshal tidaklah mudah, kami harus melakukan pelatihan terlebih dahulu, pelatihan bagaimana menggunakan APAR, bagaimana melihat arah angin, dan pelatihan lainnya dari MGPA,” tambahnya.
Hal serupa juga disampaikan Neto yang juga bertugas sebagai seorang marshal di MotoGP Mandalika. Ini adalah kali ketiga Neto terlibat menjadi marshal dalam event balapan di Sirkuit Internasional Pertamina Mandalika.
“Saya juga sudah tiga kali ikut menjadi marshal fireman. Saya sangat senang menjadi seorang Marshal karena saya bisa melihat langsung para pebalap MotoGP, jadi saat ada teman yang mengajak saya mendaftar menjadi Marshal, ya sudah saya ikut mendaftar saja,” ungkapnya. (red/Respa)